Senin, 25 Juli 2011

Pramuka 4

BAB IV
PENGETAHUAN UMUM

PERATURAN PENGGUNAAN LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA
Lagu Kebangsaan Indonesia Raya diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1958 tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, meliputi :
  • Ketentuan Umum Penggunaan Lagu Indonesia Raya (Lagu Kebangsaan)
  • Penggunaan Lagu Kebangsaan bersama-sama dengan Lagu Kebangsaan Asing
  • Penggunaan Lagu Kebangsaan Asing sendiri
  • Tata tertib dalam penggunaan Lagu Kebangsaan
Aturan hukum
a. Bab I, pasal 1, Peraturan Pemerintah No.44 tahun 1958, berbunyi :“….(1)Lagu Kebangsaan Republik Indonesia Raya, selanjutnya disebut “Lagu Kebangsaan” ialah Lagu Indonesia Raya. (2) Lagu Kebangsaan tersebut dengan kata-katanya ialah seperti tertera pada lampiran-lampiran Peraturan Pemerintah ini…”
b. Bab II, pasal 4, Peraturan Pemerintah No.44 tahun 1958, berbunyi :“….(1) Lagu Kebangsaan diperdengarkan / dinyanyikan :
Untuk menghormati Kepala Negara / Wakil Kepala Negara
Pada waktu penaikan atau penurunan Bendera Kebangsaan yang diadakan dalam upacara, untuk menghormati Bendera itu.
Untuk mengormati Kepala Negara Asing.
c.. Bab II, Pasal 5 Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1958 berbunyi :“….dilarang : Menggunakan Lagu Kebangsaan untuk reklame dalam bentuk apapun juga. Menggunakan bagian-bagian daripada Lagu Kebangsaan dalam gubahan yang tidak sesuai dengan kedudukan dalam Lagu Indonesia Raya sebagai Lagu Kebangsaan…”
 d. Bab V, pasal 9, Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1958, berbunyi :“…..Pada waktu Lagu Kebangsaan diperdengarkan / dinyanyikan pada kesempatan-kesempatan dimaksud dalam pearturan ini maka orang yang hadir, berdiri tegak di tempat-tempat masing-masing. Mereka yang berpakaian seragam dari suatu Organisasi memberi hormat dengan cara yang telah ditetapkan untuk organisasi itu. Mereka yang tidak berpakaian seragam, memberi hormat dengan meluruskan lengan bawah dan meletakkan tapak tangan dengan jari rapat pada paha, sedang menutup kepala harus dibuka, kecuali kopiah, ikat kepala, sorban dan kundung atau topi. Warna yang dipakai menurut agama atau kebiasaan….”
Setiap aanggota Gerakan Pramuka berkewajiban untuk menghayati, melaksanakan dan mentaati Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1958 tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

SEJARAH LAGU KEBANGSAAN INDONESIA

PENDAHULUAN
Setiap bangsa di dunia ini memiliki lagu kebangsaannya. Lagu kebangsaan itu bukanlah sekedar merupakan lagu untuk keindahan belaka, tetapi merupakan ungkapan dan cetusan cita-cita nasional bangsa yang bersangkutan. Ia merupakan sublimasi api perjuangan bangsa dalam mencapai cita-cita nasional dan mempertahankan kemerdekaan dan kehormatan bangsa.
a. Setiap bangsa gembira, bersemangat dan bangga apabila mendengar lagu kebangsaannya dinyatakan dan didengungkan dan mereka menghormatinya dengan khidmat.
b. Suatu insiden antara dua bangsa akan terjadi apabila suatu bangsa mempermainkan atau menghina lagu kebangsaan bangsa lain. Penghinaan terhadap suatu lagu kebangsaan dirasakan sebagai penghinaan terhadap bangsa pemilik lagu kebangsaan itu. Dalam hubungan internasional antara bangsa-bangsa di dunia, maka setiap bangsa berkewajiban untuk menghormati bangsa lain.
c. Lagu kebangsaan Indonesia Raya adalah milik bangsa Indonesia. “Indonesia Raya” merupakan ungkapan dan cetusan cita-cita nasional bangsa Indonesia. Ia merupakan sublimasi api perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai dan mempertahankan kemerdekaan dan Negara Indonesia. Ia merupakan pula pemersatu bangsa dan tekad bangsa Indonesia.
d. “Indonesia Raya” yang berkumandang di seluruh pelosok tanah air Indonesia selama perang kemerdekaan di Indonesia, telah mengorbankan semangat dan keberanian rakyat dan pemuda Indonesia untuk bertempur sampai titik darah penghabisan dalam mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan, meskipun mereka hanya menggunakan bambung runcing untuk melawan tentara colonial yang bersenjata modern. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia, lagu kebangsaan Indonesia Raya dan bendera kebangsaan Sang Merah Putih adalah kehormatan bangsa dan Negara Indonesia.
e.. Gerakan Pramuka mempunyai tugas untuk menjadikan setiap Pramuka Indonesia sebagai patriot bangsa yang sanggup dan berani mempertahankan serta mempunyai rasa hormat yang tinggi terhadap lagu kebangsaan Indonesia Raya.
f. Oleh karena itu, kepada setiap Pramuka Indonesia harus ditanamkan dan ditumbuhkan rasa cinta dan rasa hormat terhadap lagu kebangsaan Indonesia Raya. Untuk itu, maka setiap Pramuka Indonesia harus mengetahui dan menghayati arti dan sejarah lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam perjuangan bangsa Indonesia merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Setai Pramuka harus mampu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan benar dan baik serta memiliki rasa hormat terhadapnya.
g. Tugas Pembina Pramuka antara lain adalah untuk membina setiap Pramuka menjadi patriot yang memiliki rasa hormat kepada dan kesanggupan berkorban demi abadinya Lgu Kebangsaan Indonesia Raya di bumi Indonesia.
h. Untuk suksesnya tugas itu, maka setiap Pembina Pramuka pertama-tama harus menjadikan dirinya sebagai patriot yang memiliki rasa hormat kepada dan kesanggupan berkorban demi abadinya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya di bumi Indonesia. Dia adalah contoh hidup bagi setiap pramuka.
i. Uraian tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya beserta sejarahnya ini hanya sekedar pegangan bagi para Pembina Pramuka dalam melaksanakan tugasnya. Namun demikian, setiap Pembina Pramuka berkewajiban untuk berusaha mencari bahan-bahan yang berkaitan dengan Lagu kebangsaan Indonesia Raya.

The legend of song
 “Indonesia Raya” sebelum 17 Agustus 1945.
  • Lagu “Indonesia Raya” adalah gubahan komponis Muda Indonesia bernama Wage Rudolph Soepratman.
  • Almarhum Wage Rudolph Soepratman adalah seorang guru dan juga pernah menjadi wartawan surat kabar “Kaoem Moeda” dan pengarang buku. Sejak kecil Soepratman gemar sekali bermain biola.
  • Wage Rudolph Soepratman adalah putra seorang sersan Instruktur Mas Senen Sastrosoehardjo. Soepratman dilahirkan di Jatinegara pada tanggal 9 Maret 1903 dan meninggal dunia pada malam selasa tanggal 16 Agustus di Surabaya.
  • Semangat nasional telah mengisi seluruh jiwa Soepratman pada waktu itu. Semangat yang berwujud kemauan ingin menciptakan Lagu Kebangsaan. Akhirnya ia dapat menciptakan Lagu Indonesia Raya.
Lagu Indonesia Raya tiu dipersembahkan oleh Soepratman kepada masyarakat di dalam konggers Pemuda Indonesia tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Indonesiche Club, Jln.Kramat 106 Jakarta. Lagu Indonesia Raya untuk pertama kali diperdengarkan dalam Konggres itu sesuai pula dengan semangat Persatuan Pemuda yang menyala-nyala pada waktu itu, maka ketika Lagu Indonesia Raya diperkenalkan kepada peserta konggres, dengan serta merta lagu itu mendapat sambutan yang hangat sekali.
Sejak tiu pada tiap-tiap pertemuan Pemuda Indonesia selalu dibuka dan ditutup dengan Lagu Indonesia Raya. Semua Organisasi Rakyat Indonesia, Partai Politik, Organisasi Pemuda, Wanita, Kepanduan (Kepramukaan), seluruh rakyat Indonesia yang sadar, mengakui lagu Indonesia Raya sebagai Lagu Kebangsaan.
Pada jaman penjajahan, Lagu Indonesia Raya sering dilarang, dihalang-halangi oleh Pemerintahan Kolonial Belanda oleh suatu ketika Pemerintah Jepang di Indonesia. Pemerintah Belanda telah pula meminta agar kata-kata dalam lagu Indonesia Raya diubah. Akan tetapi berkat semangat perjuangan dan Peraturan Rakyat dan Pemuda Indonesia segala rintangan itu dpata dilenyapkan

“Indonesia Raya” setelah 17 Agustus 1945.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Lagu Indonesia Raya ditetapkan sebagai Lagu Kebangsaan. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya selama perang Kemerdekaan telah merupakan sublimasi pengorbanan perjuangan rakyat dan Pemuda Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan serta menegakkan Kemerdekaan.
Dalam Undang-Undang Dasar sementara Republik Indonesia tahun 1950 pasal 3 ayat 2 Lagu Indonesia Raya ditetapkan dengan resmi sebagai Lagu Kebangsaan Indonesia.
LAMBANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Setiap Negara mempunyai Lambang Negara menggambarkan kedaulatan, kepribadian dan kemegahan Negara itu. Dalam tahun 1950 Pemerintah Republik Indonesia membentuk suatu panitia khusus untuk menciptakan suatu Lambang Negara.
Panitia tersebut berhasil menciptakan Lambang Negara Republik Indonesia yang berbentuk Garuda Pancasila. Lambang Negara Garuda Pancasila itu disahkan dengan peraturan Pemerintah No. 66 tahun 1951.
1. Penggunaan Lambang Negara ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 43 tahun             1958 tentang Penggunaan Lambang Negara.
  • Lambang Negara dapat digunakan sebagai Lencana oleh warganegara Indonesia yang berada di luar negri.
  • Jika Lambang Negara digunakan sebagai Lencana, maka Lambang itu harus dipasang pada dada sebelah kiri diatas


 2. Pasal 12, Peraturan Pemerintah no.43 tahun 1958 berbunyi :
  • Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah tentang panji dan bendera jabatan, maka dilarang menggunakan Lambang Negara bertentangan denga Peraturan Pemerintah ini.
  • Pada Lambang Negara dilarang menaruh huruf, kalimat, angka, gambar, atau tanda-tanda lainnya.
  • Dilarang menggunakan Lambang Negara sebagai perhiasan, cap dagang, reklame perdagangan atau propaganda politik dengan cara apapun juga
3..Pasal 13, Peraturan Pemerintah No.43 tahun 1958 berbunyi Lambang untuk perorangan, perkumpulan, organisasi politik atau perusahaan tidak boleh sama atau pada pokoknya menyerupai Lambang Negara.
  • Untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas, Ambalan Penegak atau Racana Pandega dapat membentuk Sangga Kerja .Sangga Kerja bersifat sementara sesuai dengan tugas yang harus dikerjakannya.
  • Nama Ambalan/  Racana dapat mengambil nama Pahlawan, Tokoh yang berjasa kepada Negara atau nama lain  yang memiliki arti bagi Ambalan/ Racana
Dewan Kerja Penegak Pandega                               
Dewan Kerja Pramuka
ü  Dewan Kerja Pramuka adalah wadah pembinaan dan pengembangan kaderisasi kepemimpinan masa depan Gerakan Pramuka.
ü  Dewan Kerja Pramuka merupakan bagian integral dari kwartir,  berkedudukan sebagai badan kelengkapan kwartir yang diberi wewenang dan  kepercayaan membantu kwartir menyusun kebijakan dan pengelolaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
ü   Anggota Dewan Kerja Penegak dan Pandega Putera dan Puteri dalam jajaran kwartir dipilih oleh Musyawarah Penegak dan Pandega Putera dan Puteri jajaran kwartir yang bersangkutan kemudian disahkan dan dilantik oleh Ketua Kwartir yang bersangkutan. Masa bakti Dewan Kerja sama dengan masa bakti kwartirnya. Apabila Ketua Dewan Kerja Pramuka terpilih seorang putera, maka harus dipilih seorang puteri sebagai Wakil Ketua atau sebaliknya. Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kerja Pramuka adalah ex-officio anggota kwartir/andalan.
ü  Tingkat Nasional disebut Dewan Kerja Nasional ( DKN )
ü  Tingkat Daerah disebut Dewan Kerja Daerah ( DKD )
ü  Tingkat Cabang disebut Dewan Kerja Cabang ( DKC )
ü  Tingkat Ranting disebut Dewan Kerja Ranting ( DKR )
ü  Fungsi dan Tata kerja Dewan Kerja diatur dalam Surat Keputusan tersendiri.

DEWAN KEHORMATAN GERAKAN PRAMUKA
(1) Dewan Kehormatan Gerakan Pramuka merupakan badan tetap yang dibentuk oleh gugusdepan atau kwartir sebagai badan yang menetapkan pemberian anugerah, penghargaan dan sanksi, dengan tugas:
ü  Menilai sikap dan perilaku anggota Gerakan Pramuka yang melanggar kode kehormatan atau merugikan nama baik Gerakan Pramuka;
ü  Menilai sikap, perilaku, dan jasa seseorang untuk mendapatkan anugerah, penghargaan berupa tanda jasa.
(2) Dewan Kehormatan beranggotakan lima orang yang terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut:
a. Dewan Kehormatan Kwartir diusahakan terdiri atas:
ü  Anggota Majelis Pembimbing;
ü  Andalan;
dibantu oleh staf kwartir.
b. Dewan Kehormatan Gugusdepan terdiri atas:
ü  Anggota Majelis Pembimbing Gugusdepan;
ü  Pembina Gugusdepan;
ü  Pembina Pramuka

Macam-macam Tanda Pengenal

a.Tanda Umum
Dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang sudah dilantik, baik putra maupun putri. Macamnya : Tanda tutup kepala, setangan / pita leher, tanda pelantikan, tanda harian, tanda WOSM

bTanda Satuan
Menunjukkan Satuan / Kwartir tertentu, tempat seorang anggota Gerakan Pramuka bergabung.Macamnya : Tanda barung / regu / sangga, gugusdepan, kwartir, Mabi, krida, saka, Lencana daerah, satuan dan lain-lain.

C Tanda Jabatan
Menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seorang anggota Gerakan Pramuka dalam lingkungan organisasi Gerakan Pramuka Macamnya   :  Tanda pemimpin / wakil pemimpin barung / regu / sangga, sulung,pratama, pradana, pemimpin / wakil krida / saka, Dewan Kerja, PembinaPembantu Pembina, Pelatih, Andalan, Pembimbing, Pamong Saka, Dewan Saka                 dan lain-lain.

D Tanda Kecakapan
Menunjukkan kecakapan, ketrampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap, tingkat usaha seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai golongan usianya. Macamnya:   Tanda kecakapan umum / khusus, pramuka garuda dan tanda keahlian lain bagi orang dewasa.

E.tanda kehormatan
Menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang atas jasa, darma baktinya dan lain-lain yang cukup bermutu dan bermanfaat bagi Gerakan Pramuka, kepramukaan, masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia.
Macamnya :
ü  Peserta didik   :  Tiska, tigor, bintang tahunan, bintang wiratama,   bintang teladan.
ü  Orang dewasa   : Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama, Melati, Tunas Kencana.

KEPEMIMPINAN
(LEADERSHIP)

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang memimpin suatu organisasi.
Kepemimpinan menurut GL. Freeman dan EK. Taylor tahun 1954 adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan organisasi dengan maksimum dari setiap individu.

Tugas pokok dan fungsi seorang pemimpin adalah:
1.    Merumuskan dan mendefinisikan misi organisasi
2.    Mengusahakan tercapainya tujuan organisasi
3.    Mempertahankan keutuhan organisasi
4.    Menyelesaikan konflik kualifikasi

Seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang mampu mempengaruhi bukan hanya bawahan melainkan juga rekan dan atasannya.

Ada 3 teori bagaimana pemimpin dapat berhasil melaksanakan tugas dan fungsinya:
1.    Teori sifat
Teori ini mencoba mengidentifikasi sifat-sifat yang membedakan antara orang besar/terkenal dalam sejarah orang biasa. artinya mengidentifikasi prosa dari sifat-sifat pemimpin dengan bukan pemimpin.
2.    Teori perilaku
Berbagai macam perilaku pemimpin memberikan pengaruh dalam penampilan dan rasa puas bawahannya.
3.    Teori kontingensi (teori kepemimpinan situasi)
Perilaku pemimpin berbeda-beda dari situasi ke situasi lain dan pada intinya pemimpin harus mampu membawakan perilaku sesuai dengan situasi.

Empat Macam Perilaku Pemimpin:
1.    Direktif
Seorang pemimpin yang cenderung mengutamakan perintah, petunjuk dan kedewasaan.
2.    Konsultif
Perilaku pemimpin cenderung bersikap melakukan komunikasi dua arah. Memberi kesempatan kepada bawahan untuk menyatakan keluhan dan perasaan.
3.    Partisipatif
Perilaku pemimpin yang cenderung mendengarkan komunikasi dua arah yang makin meningkat. Pemimpin turut ke bawah bersama bawahan menyelesaikan persoalan.
4.    Delegatif
Pemimpin memberikan wewenang kepada bawahan untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan kecakapan dan dipercaya untuk memikul tanggung jawab.

Prinsip-prinsip Kepemimpinan:
1.    Ingarso sung tulodo
Seorang pemimpin harus menjadi teladan bagi bawahan
2.    Ing madyo mangun karso
Seorang pemimpin harus mampu membangkitkan semangat swakarsa dan berkreasi bagi bawahannya
3.    Tut wuri handayani
Seorang pemimpin harus mampu mendorong bawahannya

Kendala Seorang Pemimpin:
1.    Pengetahuan yang dimiliki tidak banyak
2.    Kurang cerdas dan menyebabkan kurang mampu menganalisis dan mengatasi kesulitan yang dihadapi
3.    Memiliki sikap skeptis yaitu sikap yang diliputi keragu-raguan atas  kemauan sendiri
4.    Tidak mampu mengatasi sikap emosional
5.    Rasa sombong dan takabur
6.    Egoisme, tidak menghargai pendapat orang lain, menganggap orang lain rendah dan menganggap dirinya paling benar



1
PRAMUKA SIAGA

1.1  Arti Perindukan Siaga
Kelompok usia yang masuk kedalam Pramuka Siaga adalah 7 sampai 10 tahun. Sedangkan kelompok besar dalam siaga dinamakan Perindukan. Perindukan terdiri dari 40 orang Pramuka Siaga. Perindukan dibagi kedalam satuan kecil yang disebut Barung. Di dalam Barung terdapat 5 sampai 10 orang Pramuka Siaga. Pembentukan Barung dilaksanakan oleh para Pramuka Siaga yang dibantu Pembina dan Pembantu Pembina Pramuka Siaga. Di setiap Barung memakai nama warna. Misal Barung Merah, Barung Putih, Barung Hijau dan lain-lain. Selanjutnya untuk tiap Barung ditandai dengan bendera Barung yang sesuai dengan pilihan warna Barungnya.

1.2  Kepemimpinan di Perindukan Siaga
Dalam Keputusan Kwartir Nasinal Gerakan Pramuka Nomor 137 Tahun 1987 tentang Penyelenggaraan Gugus Depan Pramuka bahwa ketentuan tentang kepemimpinan Perindukan Siaga sebagai berikut:
a.    Perindukan dipimpin oleh seorang Pembina Siaga yang berusia sedikitnya 21 tahun, dibantu oleh 3 orang Pembantu Pembina Siaga yang berusia sedikitnya 16 tahun.
b.    Pembina dan Pembantu Pembina Siaga Putra dapat dijabat oleh wanita atau pria.
c.    Pembina dan Pembantu Pembina Siaga Putri harus dijabat oleh wanita.
d.    Barung dipimpin secara bergilir oleh seorang pemimpin yang dipilih oleh dan dari para anggota Barung.
e.    Untuk membantu Pemimpin Barung ditunjuk Wakil Barung dari para anggota Barung.
f.     Oleh para pemimpin Barung ditunjuk salah satu pemimpin Barung untuk melaksanakan tugas di tingkat Perindukan yang disebut Pemimpin Barung Utama dipanggul Sulung. Pemimpin Barung Utama tersebut tetap memimpn Barungnya.
g.    Untuk pendidikan kepemimpinan para Pramuka Siaga diadakan Dewan Perindukan Siaga yang disingkat dengan Dewan Siaga yang terdiri atas para Pemimpin Barung Utama dan Pembina Siaga serta Pembantu Pembina Siaga.
1.    Dewan Siaga mengadakan pertemuan sebulan sekali yang dipimpin Pembina Siaga atau pembantunya.
2.    Dewan Siaga bertugas mengurus dan mengatur kegiatan-kegiatan Perindukan Siaga dan menjalankan putusan-putusan yang diambil oleh Dewan Siaga.


1.3  Mengenal Sekilas Tentang Kelengkapan Pakaian dan Tanda Pramuka Siaga
Pakaian yang dipakai Pramuka Siaga bisa dilihat dari kepala hingga kepala. Baik di awal kelengkapan Siaga pada bagian atas yaitu kepala sampai kedua kaki.
1.    Topi
Bentuk topi Pramuka Siaga, baik putri maupun putra adalah baret berwarna cokelat.
2.    Tanda Topi
Tanda topi wujudnya tunas kelapa yang berwarna kuning, sedangkan dasarnya warna hijau daun. Bentuk tanda topi untuk putri adalah bulat, sedangkan bentuk tanda topi untuk putra adalah persegi panjang. Tanda topi dipasang pada sebelah kiri topi, agak miring ke kiri.
3.    Tanda Pelantikan
Tanda pelantikan pada pelantikan siaga yakni tunas kelapa yang berwarna kuning emas dengan dasar cokelat tua. Tanda ini dipasang di saku atau dada sebelah kiri.
4.    Setangan Leher
Bentuk setangan leher untuk putra adalah segitiga yang berwarna merah putih, bahannya dari kain. Jika menggunakan setangan leher dibutuhkan cincinnya, agar terlihat rapih. Pemasangannya dibawah kra baju. Sementara untuk putri digunakan pita dengan lebar 3,5 sentimeter, panjang 40 sentimeter. Pemakaian pitanya dengan simpul mati yang dipakai di bawah kra baju.
5.    Baju, Celana dan Rok
Baju Pramuka Siaga untuk putra dan putri warnanya dama, yakni warna coklat tua muda dengan bentuk kurung. Celana siaga putra berwarna coklat tua sedangkan warna rok Siaga putri adalah coklat tua.
6.    Sepatu dan Kaos kaki
Warna sepatu dan kaos kaki untuk siaga putra putri adalah warna hitam/coklat.
7.    Tanda Barung
Letak tanda barung yajni di lengan tangan kiri
8.    Tanda Lokasi
Lokasi/Nomor Gugus Depan fipasang di lengan sebelah kanan
9.    Tanda Pangkat
Tanda pangkat untuk Siaga Bantu adalah gambar mancung kepala yang berwarna putih dengan dasar hijau, sedangkan tanda pangkat Siaga Tata adalah dua buah mancung kepala yang dipasang di lengan kiri di bawah tanda barung.

1.4  Pertemuan Pramuka Siaga
Pramuka Siaga biasanya mengadakan pertemuan satu kali dalam satu minggu, biasanya pada sore hari. Selain pertemuan rutin ini, juga ada pertemuan lain yang biasanya dikenal dengan sebutan Pesta Siaga.
Sifat pesta siaga adalah rekreatif, arti rekreatif adalah sifatnya senang-senang, bergembira ria, menghibur yang bertujuan menyegarkan pikiran.
Penyelenggaraan Pesta Siaga adalah tingkat desa, kecamatan dan cabang. Adapun landasan, bentuk dan sifat Pesta Siaga sebagai berikut:
1.    Landasan dan Bentuk Kegiatan Pesta Siaga
  1. Seluruh kegiatan Pesta Siaga dilandasi dengan semangat jiwa Satya dan Dharma Pramuka.
  2. Bentuk Pesta Siaga adalah permainan bersama, bazar, darmawisata, ketangkasan, karnaval, keterampilan, pentas seni, perkemahan, pameran dan lainnya yang sejenis.
2.    Sifat Pesta Siaga
Sifat Pesta Siaga adalah rekreatif, kreatif, menghibur hati, trampil, tangkas.
3.    Perencanaan, Pengorganisasian, Tatalaksana, Pengawasan
  1. Perencanaan Pesta Siaga
Jika merencanakan Pesta Siaga, perlu memperhatikan sejumlah hal berikut yakni:
1.    Tujuan atau maksud diadakan pesta siaga
2.    Tempat dan waktu Pesta Siaga
3.    Susunan panitia Pesta Siaga
4.    Prosedur kerja acara Pesta Siaga
5.    Detail acara kegiatan Pesta Siaga
6.    Akomodasi atau pembekalan Pesta Siaga
7.    Perencanaan biaya yang diperlukan untuk Pesta Siaga
8.    Pengawasan Pesta Siaga sangat diperlukan untuk keamanan, ketertiban, ketentraman. Penilaian Pesta Siaga perlu untuk mengukur kualitas penyelenggaraan Pesta Siaga.
  1. Pengorganisasian Pesta Siaga
Bentuk struktur organisasi panitia penyelenggaraan Pesta Siaga dikondisikan dengan kepentingan, acara, relasi antar kerjanya. Agar organisasinya terlihat utuh dan tepat guna sasaran kerja kepanitiaan.
  1. Tatalaksana
Pesta Siaga dapat dilaksanakan atau dilakukan sebagai berikut:
1.    Satu kali dalam tiga bulan dilaksanakan oleh antar gugus depan di tingkat desa
2.    Satu kali dalam 6 bulan dilaksanakan di tingkat kecamatan
3.    Setiap tahun dilaksanakan di tingkat cabang atau antar kecamatan
Perlu diketahi bahwa wewenang Pesta Siaga di tingkat desa adalah pembina gugus depan, sedangkan tingkat kecamatan dan cabang adalah ketua kwartir.
  1. Pengawasan dan Penilaian Pesta Siaga
Agar penyelenggaraan Pesta Siaga sukses, aman, tertib dan berkualitas diperlukan pengawasa dan penilaian. Maka perlu tim khusus menjadi personil pengawasan dan penilaian Pesta Siaga.




2
PRAMUKA PENGGALANG

        Arti Pasukan Penggalang
Pramuka penggalang adalah pramuka tingkat kedua sesudah pramuka siaga. Kelompok umur pramuka penggalang adalah 12-15 tahun. Latar belakang sebutan penggalang mengingatkan pada romantisme perjuangan bangsa Indonesia untuk melakukan penggalangan nilai persatuan dan kesatuan.
Selanjutnya kelompok besar dalang penggalang dinamakan pasukan penggalang. Dalam pasukan penggalang terdapat kelompok kecil dinamakan regu penggalang. Kelompok umur regu penggalang adalah 8-10 tahun. Nama-nama regu diambil dari nama hewan dan bunga. Nama hewan yaitu untuk regu putra, sedangkan nama bunga untuk regu putri. Misal:

Nama Regu
Penggalang Putra
Nama Regu
Penggalang Putri
Kancil
Beruang
Harimau
Gajah
Rusa
Anggrek
Melati
Mawar
Dahlia
Matahari

Kelengkapan Pakaian dan Tanda-tanda Pramuka Penggalang
Pakaian dan tanda-tanda pramuka penggalang terdiri sejumlah hal berikut:
a.    Topi
Bentuk topi penggalang putra adalah baret, sedangkan penggalang putri adalah peci dengan dasar warna coklat tua.
b.    Tanda Topi
Bentuk tanda topi penggalang putra adalah persegi panjang, sedangkan penggalang putri adalah bulat dengan dasar warna merah bergambar tunas kelapa warna kuning. Pemasangan tanda tersebut pada topi yang diletakkan di sebelah kiri agak miring ke kiri.
c.    Baju
Bentuk baju penggalang adalah kemeja berwarna coklat muda bersaku dua di depan.
d.    Celana/Rok
Warna celana/rok penggalang adalah coklat tua
e.    Setangan Leher
Setangan leher penggalang sama dengan pramuka siaga
f.     Ikat Pinggang
Warna ikat pinggang penggalang adalah hitam atau coklat
g.    Sepatu, Kaos Kaki
Warna sepatu dan kaos kaki penggalang adalah hitam atau coklat
h.    Tanda Pelantikan
  1. Tanda pelantikan penggalang adalah gambar tunas kelapa berwarna kuning emas dengan dasar coklat.
  2. Tanda pelantikan penggalang dipasang di saku pada dada sebelah kiri.
i.      Tanda Pandu Dunia
  1. Bentuk tanda pandu dunia sama dengan Pramuka Siaga
  2. Pemasangannya di saku pada dada sebelah kanan
j.      Tanda Regu
Pemasangan tanda regu penggalang di lengan sebelah kiri
k.    Tali/Pisau, Tali Peluit, Tanda Pangkat, Tanda Kecakapan Khusus
  1. Tali/pisau penggalang dipasang pada pinggang kanan/kiri
  2. Warna tali peluit penggalang adalah warna merah yang digantung di bahu sebelah kiri
  3. Tanda pangkat penggalang untuk Rakit/Terap dipasang di bawah tanda regu lengan kiri
  4. Tanda kecakapan khusus penggalang dipasang pada dada kanan, lengan kiri, bisa juga pada serempangan

Kepemimpinan Pasukan Penggalang
Dalam Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 137 Tahun 1987 ditegaskan bahwa pokok-pokok kepemimpinan pasukan penggalang sebagai berikut:
a.    Pasukan dipimpin oleh seorang Pembina Penggalang dibantu dua orang Pembantu Pembina. Pembina Penggalang sedikitnya berusia 23 tahun, sedangkan pembantunya sedikitnya berusia 21 tahun.
b.    Pembina dan Pembantu Pembina Penggalang Putra harus dijabat oleh pria, sedangkan Pembina dan Pembantu Pembina Penggalang Putri harus dijabat oleh wanita.
c.    Regu dipimpin secara bergilir oleh seorang Pemimpin Regu yang dipilih oleh dari para anggota baru.
d.    Untuk membantu pemimpin regu ditunjuk seorang wakil pemimpin regu diantara anggota regu.
e.    Oleh dan dari para pemimpin regu dipilih seorang untuk melaksanakan tugas di tingkat pasukan yang disebut pemimpin regu utama di panggil Pratama.
f.     Untuk pendidikan kepemimpinan para pramuka penggalang diadakan Dewan Penggalang yang terdiri dari para pemimpin regu, wakil pemimpin regu, pemimpin regu utama, pembina penggalang dan para pembantunya.
  1. Dewan penggalang mengadakan rapat sebulan sekali
  2. Ketua Dewan Penggalang adalah Pratama, sedangkan jabatan penulis dan bendahara adalah anggota Dewan Penggalang yang dijabat secara bergilir
  3. Dewan Penggalang bertugas mengurus dan mengatur kegiatan Pasukan Penggalang dan menjalankan keputusan yang diambil oleh Dewan Penggalang
  4. Dalam rapat Dewan Penggalang, pembina dan pembantunya bertindak sebagai penasehat, pengarah, pembimbing serta mempunyai hak mengambil keputusan terakhir.
g.    Untuk membina kepemimpinan dan rasa tanggung jawab para pramuka penggalang, diadakan Dewan Kehormatan Pasukan Penggalang yang terdiri Pemimpin Regu, Pemimpin Regu Utama, Pembina dan Pembantunya.
  1. Dewan Kehormatan Penggalang bersidang dalam hal terjadi peristiwa yang menyangkut tugas Dewan Kehormatan Penggalang.
  2. Hasil keputusan sidang dilaporkan kepada Pembina Gugus Depan.
  3. Ketua dan wakil ketua Dewan Kehormatan Penggalang adalah Pembina Penggalang dan pembantunya, sedangkan Sekretaris Dewan adalah seorang Pemimpin Regu.
  4. Dewan Kehormatan Penggalang berkewajiban untuk menentukan:
-          Pelantikan, pemberian TKK, tanda penghargaan dan lain-lain kepada Pramuka Penggalang yang berjasa atau berprestasi
-          Pelantikan pemimpin dan wakil pemimpin regu dan Pratama
-          Tindakan terhadap pelanggaran kode kehormatan
-          Rehabilitasi anggota Pasukan Penggalang
h.    Anggota yang dianggap melanggar sebelum diambil tindakan diberi kesempatan untuk membela diri dalam rapat Dewan Kehormatan

Ketentuan Satuan Gudep dalam Pasukan Penggalang
Dalam Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 137 Tahun 1987 bahwa ketentuan Pasukan Penggalang sebagai berikut:
a.    Pasukan terdiri dari paling banyak 40 orang Pramuka Penggalang
b.    Pasukan terdiri dari satuan-satuan kecil yang dinamakan Regu. Masing-masing regu terdiri dari 5 sampai 10 orang Pramuka Penggalang
c.    Pembentukan regu dilakukan oleh para Pramuka Penggalang sendiri, dan bila diperlukan dapat dibantu oleh para Pembina dan Pembantu Pramuka Penggalang
d.    Tiap regu memakainama yang dipilih sendiri yaitu untuk regu putra digunakan nama hewan, dan untuk regu putri menggunakan nama tumbuh-tumbuhan
e.    Tiap regu ditandai dengan bendera regu bergambar yang sesuai dengan nama-nama regu

Pertemuan Pramuka Penggalang
Pada setiap minggu sekali diadakan pennggalang yang dinamakan latihan Pramuka Penggalang. Di samping latihan ini, juga diadakan pertemuan Pramuka Penggalang dalam perkemahan penggalang. Misalnya: perkemahan jambore dan lomba tingkat. Berikut uraian mengenai dua pertemuan penggalang.
a.    Pertemuan Jambore
Pertemuan Pramuka Penggalang yang dinamakan Jambore dilaksanakan pada tingkat nasional. Namun bisa juga diadakan di tingkat kabupaten, kecamatan dan ranting. Sebelum menyelenggarakan kegiatan perkemahan Jambore, perlu adanya perencanaan atau persiapan, pengorganisasian dan pelaksanaan secara komprehensif. Agar pelaksanaan berjalan aman, tentram, berkualitas dan sukses. Berikut uraian mengenai tiga tahapan tersebut:
1.    Tahap perencanaan atau persiapan
Jika menyelenggarakan perkemahan Jambore, perlu persiapan atau perencanaan secara detail, teliti, utuh dan sistematis. Sejumlah komponen yang berhubungan dengan persiapan perkemahan sebagai berikut:
a)    Pengamatan medan perkemahan
b)    Kegunaan perkemahan
c)    Tujuan perkemahan
d)    Tempat dan waktu perkemahan
e)    Menentukan personil kepanitiaan perkemahan
f)     Penyusunan acara kegiatan secara rinci dan jelas
g)    Pembagian kerja
h)    Aturan umum dan spesifik untuk peserta perkemahan
i)      Administrasi pembiayaan atau anggaran yang memadai penyelenggaraan perkemahan
j)      Perlengkapan perkemahan
k)    Transportasi
l)      Sistem komunikasi
m)  Pengawasan
n)    Penilaian

2.    Pengorganisasian
Suksesnya penyelenggaraan perkemahan Jambore Pramula Penggalang bisa ditentukan adanya pengorganisasian yang sistematis. Agar hasil penyelenggaraan terlihat optimal, utuh, integral. Di samping ini dibutuhkan struktur organisasi kepanitiaan yang luwes, utuh, kreatif, inisiatif, improvisasi tindakan, responsif terhadap permasalahan yang relevan dengan perkemahan Jambore. Misal: memperhatikan sejumlah hal berikut:
a)    Acara perkemahan
b)    Kondisi dan situasi perkemahan
c)    Kepentingan dan relasi antara kerja bagian
d)    Tingkat-tingkat atau jenjang komponen
e)    Rencana kegiatan yang berdaya guna dan hasil guna

3.    Pelaksanaan
Setelah persiapan dan pengorganisasian kepanitiaan tersusun secara sistematis, maka tahap berikut adalah pelaksanaannya. Tentu antara persiapan dan pengorganisasian dengan praktik pelaksanaannya pasti terjadi hal-hal di luar dugaan. Untuk mengantisipasi hal-hal di luar dugaan skenario persiapan dan penggorganisasian, maka dibutuhkan sebuah tindakan kreatif, inisiatif, responsif dari anggota panitia untuk mengatasi alternatif kemungkinan.

b.    Lomba Tingkat
LT (Lomba Tingkat) adalah gelanggang Penggalang Putra dan Putri, baik secara peregu atau perorangan saling berlomba. Nomor perlombaan tentang ketangkasan dan keterampilan. Tujuan perlombaan tersebut adalah menguji kemampuan penggalang. Berikut kewenangan dan peserta Lomba Tingkat untuk Pramuka Penggalang:
1.    Kewenangan LT I diselenggarakan oleh Gugus Depan. Pesertanya adalah penggalang anggota regu pada pasukan penggalang.
2.    Kewenangan LT II diselenggarakan oleh Kortan/Kwartir Ranting meliputi wilayah kecamatan. Pesertanya adalah para pemenang di LT I yang diselenggarakan Gugus Depan sekecamatan.
3.    Kewenangan LT III diselenggarakan oleh Kwartir Cabang. Pesertanya adalah para pemenang di LT II.
4.    Kewenangan LT IV diselenggarakan oleh Kwartir Daerah. Pesertanya adalah para pemenang LT III yang diselenggarakan oleh Kwartir Cabang se-wilayah Kwartir Daerah.
5.    Kewenangan LT V diselenggarakan oleh Kwartir Nasional (kalau hal ini dipandang perlu). Pesertanya adalah para pemenang di LT IV yang diselenggarakan oleh Kwartir Daerah se-Indonesia.

Contoh:
Jenis Kegiatan LT
Aspek Kemampuan
Jenis Lomba
c.    Keterampilan

1.    Peta pita
2.    Peta Perjalanan
3.    Semaphore
4.    Morse
5.    Perkemahan
6.    Pioneering dasar
7.    Panorama
8.    Sandi
9.    Lomba masak

d.    Ketangkasan
1.    Mendaki tangga
2.    Mendaki dan turun tebing
3.    Sambung tali
4.    Meniti kayu bulat

e.    Kesenian/Olahraga
1.    Sepak bola
2.    Melukis
3.    Mengarang
f.     Keagamaan
1.    Tilawatil Quran
2.    Adzan
3.    Shalat
g.    Kemasyarakatan
1.    Reboisasi atau penghijauan
2.    Kerja bakti

Mengenal SKU dan TKK pada Pramuka Penggalang
SKU (Syarat Kecakapan Umum) sebagai alat pendidikan pramuka mutlak dimiliki oleh setiap anggotanya. SKU dalam pramuka penggalang terdiri atas:
a.    SKU untuk tingkat Penggalang Ramu
b.    SKU untuk tingkat Penggalang Rakit
c.    SKU untuk tingkat Penggalang Terap
TKK (Tanda Kecakapan Khusus) merupakan kewajiban yang harus diselesaikan oleh setiap anggota pramuka. TKK dalam Pramuka Penggalang sebagai berikut:

Ada 3 tingkat TKK Pramuka Penggalang:
a.    Tingkat Purwa
b.    Tingkat Madya
c.    Tingkat Utama
Bentuk TKK Pramuka Penggalang:
a.    Bentuk Purwa adalah lingkaran yang bergaris tengah 2,5 cm yang dikeliling bingkai dengan lebar 2 mm. Warna dasar bingkai adalah merah.
b.    Tingkat Madya adalah bujur sangkar yang berukuran 2,5 cm yang dikelilingi bingkai 2 mm, warna dasar bingkai adalah merah.
c.    Tingkat Utama segi lima beraturan dengan masing-masing ukuran sisinya 2 cm yang dikelilingi bingkai dengan lebar 2 mm, warna dasarnya merah.


3
PRAMUKA PENEGAK

Arti Ambalan Penegak
Ambalan adalah kelompok besar dalam Pramuka Penegak. Kata ambalan diambil dari sejumlah nama pahlawan. Misal, Ambalan Bung Karno, Ambalan Diponegoro, Ambalan Kartini dan seterusnya.
Dalam ambalan terdapat organisasi yang menampung aspirasi penegak yang dinamakan DKA (Dewan Kerja Ambalan). Cara kerja dewan ini adalah pengambilan keputusan secara musyawarah untuk mufakat.
Di dalam Ambalan Penegak ada Pembina. Pembina merupakan saudara tua Ambalan Penegak yang harus dihargai dan dihormati. Di samping ini Kak Pembina sebagai tempat bertanya, tukar pendapat dan pembimbing.
Golongan usia pramuka yang masuk dalam Penegak adalah 16-20 tahun. Makna romantisme penegak adalah perjuangan menegakkan Indonesia merdeka yang telah diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945.
Dalam satu Ambalan terdiri beberapa kelompok kecil dinamakan Sangga. Sangga dipimpin oleh seorang pemimpin yang dibantuk oleh wakilnya.
Berikut sejumlah nama Sangga yang dikenal dalam aktivitas Pramuka Penegak.

a.    Sangga Perintis
Makna nama sangga tersebut dilatar belakangi adanya romantisme perjuangan merintis kemerdekaan Indonesia yang diawali perjuangan organisasi Budi Utomo.
b.    Sangga Penegas
Makna nama sangga tersebut dilatarbelakangi adanya penegasan pd pernyataan yang tersurat dalam Sumpah Pemuda.
c.    Sangga Pendobrak
Makna nama sangga tersebut dilatarbelakangi adanya pendobrakan untuk mengusir penjajahan dari muka bumi pertiwi tercinta ini.
d.    Sangga Pencoba
Makna nama sangga tersebut dilaterbelakangi adanya agresi Belanda yang mencoba merampas tanah air Indonesia. Namun agresi ini dapat dipatahkan perjuangan bangsa Indonesia.
e.    Sangga Pelaksana
Makna nama sangga tersebut dilatarbelakangi adanya melaksanakan pembangunan, setelah Indonesia merdeka penuh lepas dari kolonialisme.

SANGGA BERDASARKAN SEJARAH

Jaman Perintis (1908-1927) pada zaman ini partai-partai politik dan perkumpulan-perkumpulan sosial budaya merintis cita-cita Indonesia Merdeka, pada tahun ini berdirilah Organisasi Padvinder untuk pribumi, yaitu:
ü  Javanese Padvinders Organization (JPO) pada tahun 1916 oleh SP Mangkunegara VII di Surakarta
ü  Muhamaddiyah Padvinder (PM)/Hizbul Wathon oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1918/1920
ü  Wiratamtama/Sarikat Islam Adveling Padvinderij (SIAP) didirikan oleh Azarkasi dari Sarikat Islam
ü  Nationale Padvinderij didirikan oleh perkumpulan Boedi Oetomo pada tahun 1921
ü  Jong Java Padvinderij (JJP) didirikan oleh perkumpulan Jong Java Cabang Mataram pada tahun 1921
ü  Jong Indonesich Padvinder Organisate didirikan oleh anggota NPO pada tahun 1925
ü  Indonesich Nationale Padvinders Organisatie didirikan pada tahun 1928 di bawah pimpinan Ir. Soekarno
ü  Groena Troep/Pandu Puteri dipimpin oleh Soejati Soemantri pada tahun1927
Tujuan dibentuknya Padvinders oleh perkumpulan-perkumpulan pemuda waktu itu untuk menggalang persatuan dan kesatuan dan menanamkan rasa nasionalisme menuju Indonesia Merdeka.

Jaman Penegas (1927-1938) jaman ini sudah jelas dengan tegas-tegasnya tanpa tedeng aling-aling bertujuan mencapai Indonesia Merdeka, berazaskan anti kolonialisme-imperialisme dan anti kapitalisme, sifatnya revolusioner artinya yaitu ingin mencapai Indonesia Merdeka dengan cepat dengan semboyannya Indonesia Merdeka Sekarang! Dasar perjuangannya adalah kooperatif artinya tidak mau bekerjasama dengan pemerintah Belanda dan pada tanggal 28 Oktober 1928 cita-cita bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia dipertegas oleh Sumpah Pemuda pada decade/jaman ini yang terjadi pada perkumpulan Padvinders adalah:

-          Groene Troep/Pandu Puteri dipimpin oleh Soejati Soemani pada tahun 1927
-          Pandu Indonesia (PI) didirikan oleh anggota perkumpulan Pemuda JPO
-          Indonesia Nationale Padvinders Organisatie didirikan pada tahun 1928 di bawah pimpinan Ir. Soekarno
-          Istilah Padvinders diganti menjadi Pandu oleh H. Agus Salim pada tahun 1928
-          Organisasi kepanduan seperti INPO, SIAP, NATIVIJ dan PPS bergabung menjadi satu organisasi yaitu Persaudaraan Antar Pandu-pandu Indonesia pada tanggal 23 Mei 1928
Persaudaraan Antar Pandu-pandu Indonesia bersama-sama perkumpulan pemuda lainnya seperti Jong Java, Paguyuban Pasundan, Sekar Roekoen, Roekoen Minahasa, Sarekat Sumatra, Pemuda Sumatra, Pelajar, Mahasiswa melaksanakan Kongres Pemuda yang pertama pada tanggal 27-28 Oktober 1928 di Jakarta, dalam kongres tersebut pada pemuda menghasilkan keputusan yang disebut dengan Sumpah Pemuda, yaitu:
Pertama    :   Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia
Kedua       :   Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Ketiga       :   Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia
Dengan memperhatikan dasar persatuan:
ü  Kemauan
ü  Sejarah
ü  Bahasa
ü  Hukum adat
ü  Pendidikan
ü  Kepanduan
Jadi sangat jelaslah bahwa peranan kepanduan sebagai cikal bakal Gerakan Pramuka searah dengan perjuangan bangsa Indonesia menuju Indonesia merdeka.
Jaman Pencoba (1938-1942) jaman ini disebut demikian karena dari tahun 1938-1942 perkumpulan-perkumpulan dan partai-partai mencoba berjuang dengan siasat lain yatu menjalankan azas kooperatif (kerjasama) lebih nyata, untuk memperoleh status dominan bagi Indonesia dengan mengajukan petisi-petisi dalam dewan rakyat. Pada jaman ini kepanduan yang ada adalah Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) yang merupakan gabungan dari KBI, KAKI, NATIPIJ dan SIAP, KII, Hizbullah Islam, Sinar Pandu Kita dan Al Wathoni .
Pada tahun 1942 Organisasi Kepanduan yang ada tidak boleh ada oleh pemerintah Jepang, dengan dibubarkannya organisasi kepanduan (BPPKI) anggota-anggota kepanduan masuk menjadi anggota HEIHO yang tidak disadari oleh Jepang bahwa pemuda-pemuda yang tergabung dalam kepanduan sudah tertanam rasa patriotisme dan anti penjajah.

Jaman Pendobrak (1942-1945) jaman ini sedang berkecamuk Perang Dunia ke-II. Selama pendudukan Jepang bangsa Indonesia merasakan bahwa saudara tua itu ternyata lebih serakah dan lebih kejam dari pada Belanda. Hal ini menimbulkan pemberontakan dari PETA di Blitar yang dipimpin oleh Supriyadi, Sukamanah Sukawarana pimpinan KH. Zainal Mustofa.
Bulan Agustus 1945 Hirosima dan Nagasaki di bom oleh Sekutu dari tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kalah tanpa syarat kepada Sekutu. Dan tanggal 17 Agustus 1945 pemimpin Indonesia Bapak Ir. Soekarno dan Bapak Drs. Moch. Hatta memproklamirkan kemerdekaan RI.
Arti Lambang Kwartir Daerah (Kwarda) Jawa Barat:
-          Tambang melambangkan benteng diri yang tangguh, menunjukan pertahanan dan kekuatan
-          Tusuk Sate melambangkan tujuan pendidikan kepramukaan manusia seluruhnya yaitu manusia Pancasila
-           Gedung sate melambangkan Pusat Pembangunan di Jawa Barat
-          Atap atas 3 lapis menunjukkan trisatya Pramuka
-          Atap dan Bangunan bagian bawah ada 2 bagian yaitu bagian kiri dan bagian kanan menunjukkan fungsi pembina dan mabigus
-          Jendela berjumlah 10 buah melambangkan dasa dharma
-          Tangga ada 4 buah menunjukkan kelompok anak didik Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega
-          Tunas Kelapa yang saling berhadapan melambangkan kesatuan putra dan putri yang terpisah
-          Akar panjang masuk ke tanah menunjukkan gerakan pendidikan pramuka memungkinkan sumber daya pramuka yang kokoh, tahan dan kuat
-          Lingkaran atas berwarna putih melambangkan peserta didik dalam keadaan awal pendidikan dalam gerakan pramuka baik putra maupun putri
-          Pita atau tali melambangkan pengikat kesatuan arah dalam kependidikan

KETENTUAN TIAP SATUAN DALAM GUDEP AMBALAN PENEGAK

Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 137 Tahun 1978 menegaskan ketentuan tiap satuan dalam Gudep di Ambalan Penegak disimpulkan sebagai berikut:
a.    Ambalan terdiri paling banyak 40 orang Pramuka Penegak
b.    Ambalan terbagi sejumlah satuan kecil yang dinamakan Sangga. Masing-masing Sangga terdapat 5-10 orang Pramuka Penegak
c.    Pembentukan Sangga oleh para Pramuka Penegak sendiri
d.    Sangga menggunakan nama dan lambang sesuai dengan aspirasinya. Namun ada ketentuan yakni tidak boleh menggunakan nama dan lambang organisasi yang lain.
e.    Jika mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas, maka ambalan penegak dapat membentuk sangga kerja yang beranggota anggota sangga yang ada. Sifat sangga kerja adalah sementara.

KEPEMIMPINAN DALAM AMBALAN

Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 137 Tahun 1978 tentang Kepemimpinan Ambalan Penegak disimpulkan sebagai berikut:
a.    Ambalan Penegak dibina oleh seorang Pembina Penegak yang berusia maksimum 26 tahun disertakan Pembantu Pembina Penegak berusia sedikitnya 26 tahun.
b.    Pembina Penegak dan Pembantu Pembina Penegak Putra dijabat pria, sedangkan Pembina Penegak dan Pembantu Pembina Penegak Putri dijabat wanita.
c.    Mengambangkan kepemimpinan di Ambalan Penegak dibentuk Dewan Ambalan Penegak atau Dewan Penegak yang dipimpin oleh seorang ketua disebut Pradana. Susunan Pradana sebagai berikut:
  1. 1 orang Ketua (Pradana)
  2. 1 orang Wakil Ketua
  3. 1 orang Sekretaris
  4. 1 orang Bendahara
  5. Sejumlah anggota
Dewan tersebut dipilih dari pemimpin-pemimpin dan wakil pemimpin sangga.
d.    Masa bakti Dewan Penegak adalah 1 tahun.
e.    Ambalan mengadakan musyawarah sedikitnya enam bulan sekali dengan acara antara lain melaporkan kegiatan yang telah lalu dan menjabarkan rencana kerjanya.
f.     Pembinaan kepemimpinan dan rasa tanggungjawab para pramuka dibentuk Dewan Kehormatan Penegak yang terdiri anggota Dewan Penegak dan Pembina. Dewan Kehormatan Penegak membahas sejumlah hal berikut:
  1. Peristiwa menyangkut kehormatan Pramuka Penegak
  2. Pelantikan, penghargaan atas prestasi/jasanya dan pelanggaran kode kehormatan. 
g.    Dalam Dewan Kehormatan Penegak, pembina dan pembantunya bertindak sebagai pengarah dan penasehat.

PERTEMUAN PRAMUKA PENEGAK

Di dalam Pramuka terdapat jenis pertemuan yang sudah kita kenal sebagai berikut:

a.    PW (Perkemahan Wirakarya)
PW adalah pertemuan Pramuka yang diselenggarakan oleh penegak dan Pandega dan berbagai satuan (Ambalan dan Satuan Karya). Kegiatan ini menyatukan diri dengan pembangunan masyarakat yang sesuai dengan janji Tri Satya.
Fungsi PW
1.    Realisasi kegiatan Penegak untuk kepentingan masyarakat
2.    Mengembangkan kemampuan Penegak, baik secara fisik, pikiran, keterampilan
3.    Menumbuhkan rasa persaudaraan sesama Penegak dan Pembinanya

Tingkatan Penyelenggara PW
Penyelenggara PW dilaksanakan oleh Dewan Kerja Penegak Pandega Nasional bersama Kwartir Nasional diikuti para Penegakk/ Pandega utusan Kwartir daerah yang dikoordinir oleh DKD (Dewan Kerja Penegak/Pandega Daerah).
Tingkat daerah diselenggarakan oleh DKD bersama Kwartir cabangnya diikuti Penegak/Pandega dari sejumlah Kwartir ranting yang dikoordinir oleh DKR (Dewan Kerja Penegak/Pandega Ranting).

Undangan Penyelenggaraan PW
Penyelenggaraan PW tingkat nasional bisa mengundang Pramuka Penegak/Pandega dari negara lain. Untuk PW daerah bisa mengundang daerah lain. Untuk PW cabang bisa mengundang cabang lain. PW ranting bisa mengundang ranting lain.

Sifat Penyelenggaraan PW
Sifat kegiatan Perkemahan Wirakarya berikut:
-          Kreatif
-          Rekreatif
-          Produktif
Sejumlah sifat tersebut mengandung unsur-unsur pendidikan dan memiliki relevansinya dengan pembangunan di masyarakat.

Nilai Penyelenggaraan PW
Penyelenggaraan Perkemahan Wirakarya hendaklah memiliki sejumlah ilai moral berikut:
-          Nilai agama
-          Nilai Pancasila
-          Nilai jiwa dan semangat juang 1945
-          Nilai persahabatan
-          Nilai sosial ekonomi dan teknologi
-          Nilai seni budaya
-          Nilai adat dan tatasusila
-          Nilai kepemimpinan dan kewirausahaan

b.    Raimuna
Bentuk Raimuna adalah perkemahan untuk membina jiwa pramuka penegak/pandega yang bersifat kreatif dan produktif yang mengandung unsur edukatif (pendidikan) yang meliputi sejumlah kegiatan berikut:
1.    Lomba karya di bidang teknologi tepat guna, misalnya:
-          Membuat kompor darurat
-          Membuat pompa air
-          Membuat pengawetan makanan, minuman, buah-buahan
-          Membuat manisan buah
-          Membuat krupuk
-          Dan teknologi sederhana yang lainnya.
2.    Lomba karya tulis
Lomba karya tulis sifatnya penelitian ilmiah. Misalnya:
-          Meneliti kadar gizi pada makanan kupang
-          Penelitian dengan kemasyarakat pengguna narkoba
-          Dan penelitian lain yang sifatnya ilmiah
3.    Lomba keterampilan
Lomba keterampilan ditekankan pada ketarampilan teknis saja. Misalnya:
-          Lomba mengemudi kendaraan bermotor
-          Lomba merancang model pesawat sederhana
-          Lomba peragaan busana daerah
-          Lomba lainnya yang bersifat trampil

c.    Musppanitra
Musppanitra adalah dialog musyawarah Penegak/Pandega Putra dan Putri membahas permasalahan organisasi, aktivitas, program kerja, anggaran dan lainnya. Berikut jenjang penyelenggaraan Musppanitra.
1.    Musppanitra Nasional
Musppanitra Nasional diselenggarakan satu kali tiap 5 tahun bersamaan menjelang Musyawarah Nasional. Peserta Musppanitra Nasional adalah utusan Dewan Kerja Penegak/ Pandega putra-putri Daerah (DKD).
2.    Musppanitra Daerah
Musppanitra Daerah diselenggarakan satu kali tiap 4 tahun bersamaan menjelang Musyawarah Daerah. Pesertanya adalah Dewan Kerja Penegak/ Pandega di tingkat cabang.
3.    Musppanitra Cabang
Musppanitra Cabang diselenggarakan satu kali tiap 3 tahun bersamaan menjelang Musyawarah Cabang. Pesertanya adalah Dewan Kerja Ambalan tingkat Ranting/Kortan.

d.    Pesta Karya
Pesta Karya adalah pertemuan spesifik (khusus) yang dihadiri Penegak/Pandega anggota Saka (Satuan Karya). Macam Pesta Karya:             1. Pesta Karya Taruna Bumi
2. Pesta Karya Bhayangkara
3. Pesta Karya Bahari
4. Pesta Karya Dirgantara

SERAGAM TEGAK DAN DEGA PUTRA PUTRI

Pakaian Seragam Harian, adalah pakaian yang dikenakan oleh semua anggota Gerakan Pramuka pada waktu melakukan kegiatan kepramukaan harian. Pakaian seragam harian juga digunakan pada waktu mengikuti upacara.
Pakaian Seragam Harian Pramuka Penegak dan Pandega.

1) Tutup kepala:
  • berbentuk baret berwarna coklat tua.
  • dikenakan dengan tepi mendatar, bagian atasnya ditarik miring ke kanan
  • tanda topi terletak di sebelah kiri
2) Baju pramuka/kemeja:
Sama seperti Pakaian seragam harian Pramuka Penggalang.
3) Celana pramuka:
  • dibuat dari bahan warna coklat tua
  • bentuk celana panjang
  • memakai dua saku samping kiri dan kanan serta dua saku dibagian belakang dengan memakai tutup dan buah baju (kancing)
  • memakai ikat pinggang, berwarna hitam
  • pada bagian ban celana dibuat tempat ikat pinggang
  • pada bagian depan celana memakai retsleting
4) Setangan leher:
  • dibuat dari bahan berwarna merah dan putih
  • berbentuk segitiga sama kaki
  • (1) sisi panjang 120 – 130 cm dengan sudut 90º
(2) panjang sisi setangan leher dapat disesuaikan dengan tinggi badan pemakai.
  • dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher
  • dikenakan di bawah kerah baju
  • setangan leher dilipat sedemikian rupa sehingga warna merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaian tampak rapih
5) Kaos kaki:
  • kaos kaki pendek
  • warna hitam
6) Sepatu:
  • model tertutup
  • warna hitam
  • bertumit rendah

Merupakan Atribut yang dipergunakan dilingkungan Golongan Penegak, antara lain:

1. Badge Ambalan.
2. Tanda Jabatan Pradana, Peminpin Sangga, wakil Pemimpin Sangga.
3. Tanda Jabatan Dewan Ambalan
4. Tanda Sangga.
5. Tanda Kecakapan Umum Penegak : Bantara ( Laksana Blm Tercantum)

PUSAKA AMBALAN - RACANA

Di lingkungan Ambalan dan Racana, kelengkapan selain adat istiadat sandi dan kibaran cita masih ada satu lagi yakni yang disebut Pusaka Ambalan/ Racana.
Pusaka Ambalan/ Racana adalah suatu lambang yang diwujudkan dalam bentuk benda, dapat berupa senjata/ pusaka kebanggaan yang bermakna positif, dipilih melalui musyawarah dan memiliki arti kiasan.
Tujuan adanya Pusaka Ambalan/ Racana adalah :
  • Mendorong daya kreatifitas dalam kehidupan sehari-hari bagi para anggotanya.
  • Mendorong semangat dalam dalam berbakti, berlatih dan bekerja.
  • Memiliki jiwa kebanggaan dan kebersamaan sesama anggota.
  • Mendorong untuk bertindak disiplin, patuh dan dapat mencerminkan kehidupan dalam bermasyarakat yang berbudaya dan maju.
Jenis Pusaka ambalan/ racana dapat dipilih berupa : selendang, senjata pelindung, kapak, bambu runcing atau lainnya yang memiliki latar belakang yang bernilai positif.
Misalnya dipilih, Senjata ‘Cakra’ sebuah senjata jenis panah yang diambil dari dunia pewayangan. Senjata ini dianggap senjata yang paling ampuh dan selalu tepat sasaran. Pusaka Cakra ini akan terus melesat dengan cepat dan tidak akan berhenti sebelum tujuan atau sasaran tercapai. Hal ini dapat mencerminkan bahwa Ambalan/ racana tersebut memiliki cita-cita yang tinggi dan mulia, selalu bersemangat dalam memcapai tujuannnya.
Tata cara penggunaan Pusaka Ambalan/ Racana disesuaikan dengan keinginan dan adat ambalan/ racana dan diatur oleh Ambalan/ racana sendiri, seperti dalam upacara pelantikan atau acara tertentu lainnya.

ADAT AMBALAN ATAU RACANA

Adat ambalan adalah adat kebiasaan yang ditentukan dan ditaati oleh para Pramuka Penegak dan Pandega di Suatu Ambalan/ Racana.
Adat memiliki tujuan yakni agar dengan adanya adat kebiasaan tersebut, para Pramuka Penegak dan Pandega dapat membiasakan diri menepati segala peraturan yang berlaku di tempat mereka.

MEMAHAMI ADAT AMBALAN/ RACANA.

1. Proses pembuatan adat ambalan/ racana dilakukan seperti pembuatan sandi ambalan/ racana yaitu melalui musyawarah ambalan.
2. Adat ambalan/ racana sebaiknya tidak usah tertulis, tetapi benar-benar dihayati dan dipatuhi oleh setiap anggotanya. Jika seseorang merasa telah melanggar adat yang berlaku bersedia menerima sangsi.
3. Adat Ambalan / Racana harus mampu mendorong para anggotanya untuk bertindak disiplin., patuh dan mengarah kepada kehidupan bermasyarakat yang baik dan maju.
4. Di dalam adat Ambalan/ Racana harus terdapat ketentuan :
ü  Wajib mengikuti renungan jiwa sebelum dilantik sebagai Penegak Bantara.
ü  Variasi dalam melaksanakan pelantikan, dapat menimbulkan kesan menyenangkan yang sukar dilupakan bagi yang dilantik, seperti misalnya : sebelum dilantik harus mencuci wajahnya, lalu membersihkan dengan handuk putih, lalu menghormat kepada bendera sebelum memasuki ruangan, sujud kepada orang tuannya sebelum dilantik dll.
ü  Pada upacara kenaikan tingkat, dari Penegak Bantara ke Penegak Laksana ada pemberian pusaka sesuai dengan adat setempat, antara lain seperti : bamboo runcing beserta bendera merah putihnya, Panah beserta busurnya, keris dll. Pengadaan dan pemberian pusaka ini harus disertai maknanya.
Adat ambalan/ racana merupakan adat kebiasaan di lingkungan ambalan/ racana yang merupakan tingkah perilaku yang unik dan positif, contoh :
  • Bagi yang terlambat datang harus menyalami seluruh anggota yang telah hadir terlebih dahulu,
  • Saling memberikan salam saat bertemu dimana saja.
  • Pada saat pembacaan sandi ambalan dalam upacara pembukaan/ penutupan latihan mengambil sikap/ gerakan tertentu.
Pada hakekatnya Adat ambalan/ racana merupakan gambaran watak dan ciri khas kehidupan di lingkungan ambalan/ racana. ( bersambung )

SANDI AMBALAN

Sandi Ambalan yaitu karangan atau ungkapan bebas berisi kode kehormatan dan gambaran pernyataan kata hati para pramuka penegak atau pandega di ambalan/ racana.
Cipta, rasa, karsa dan cita-cita terasa bermakna bagi para anggotanya, maka dengan adanya sandi ambalan/ racana dapat menunjukan sikap positif dan kreatif dalam kehidupan sehari – hari bagi ambalan/ racana tersebut.
Menciptakan sandi :
ü  Sandi ambalan/ racana diciptakan oleh penegak/ pandega dan diterima oleh seluruh anggotanya.
ü  Penetapan sandi ambalan/ racana dilakukan dalam musyawarah ambalan/ racana.
ü  Sandi ambalan/ racana yang telah ditetapkan menjadi milik ambalan/ racana dan ditentukan masa berlakunya.
ü  Sandi ambalan/ racana dibaca di depan anggota pada saat diperlukan, antara lain dalam rangkaian upacara pembukaan dan penutupan latihan. Demikian pula sesuai adat istiadat yang telah ditetapkan.
Tulisan Sandi ambalan dapat ditulis dalam selembar kertas saja atau kain yang digulung, dan lainnya sesuai kreatifitas ambalan/ racana tersebut.

SYARAT KECAKAPAN UMUM
DAN SYARAT KECAKAPAN KHUSUS

Syarat Kecakapan Umum
Arti SKU
SKU (Syarat Kecakapan Umum) adalah 1) Alat pendidikan bagi setiap anggota Gerakan Pramuka; 2) Syarat wajib yang dipenuhi oleh setiap anggota Gerakan Pramuka untuk memperoleh tanda kecakapan umum; 3) Cara penerapan sistem tanda kecakapan yang sesuai dengan dasar-dasar metode pendidikan kepramukaan menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

Klasifikasi Tingkat SKU
Pelaksanaan SKU menurut golongan umur setiap anggota Gerakan Pramuka, berikut pengolongannya.
c.    SKU Pramuka Siaga
SKU Pramuka Siaga dibagi menjadi 3 tingkat sebagai berikut:
  1. Tingkat Siaga Mula
  2. Tingkat Siaga Bantu
  3. Tingkat Siaga Tata

Syarat Kecakapan Khusus
Arti SKK
SKK (Syarat Kecakapan Khusus) adalah syarat yang wajib dipenuhi oleh setiap anggota Gerakan Pramuka untuk mendapat TKK (Tanda Kecakapan Khusus). TKK adalah tanda yang memperlihatkan kecakapan, kepandaian, kemahiran, ketangkasan, keterampilan pada bidang tertentu yang dimiliki oleh setiap anggota Gerakan Pramuka. TKK merupakan cara penerapan sistem tanda khusus yang sesuai dengan aturan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

Bidang TKK
Setiap anggota Gerakan Pramuka yang telah menempuh SKK, kemudian memperoleh TKK. Di dalam TKK yang dijelaskan di atas bahwa ada pembidangan. Berikut penggolongan bidang TKK.

a.    Bidang agama, moral, spiritual dan watak
Bidang ini meliputi sejumlah kemampuan dalam hal berikut:
1.    Cara dan praktek keagamaan
2.    Sikap terhadap pemeluk agama lain
3.    Jiwa tolong menolong dan solidaritas
4.    Moral pergaulan atau akhlak mulia
5.    Kecenderungan/minat mempelajari kita suci agama
6.    Minat mempelajari kajian ajaran moral
7.    Pengaturan pola hidup sederhana
Untuk mengetahui seorang anggota Gerakan Pramuka berminat di bidang tersebut ditandai dengan TKK dengan warna dasar Kuning.
b.    Bidang seni budaya dan patriotisme
Bidang seni budaya dan patriotisme meliputi sejumlah hal sebagai berikut:
1.    Seni tradisional
2.    Seni suara, rupa, sastra, drama dan kesenian lain
3.    Tata laksana rumah tangga
4.    Membaca dan mengalisis bahasa ilmiah
Setiap anggota Gerakan Pramuka yang berminat bidang tersebut ditandai dengan TKK dengan warna dasar Merah.
c.    Bidang keterampilan dan teknik pembangunan
Bidang keterampilan dan teknik pembangunan mencakup sejumlah hal berikut:
1.    Perkebunan
2.    Peternakan
3.    Penenunan
4.    Pertukangan
5.    Fotografer
6.    Koleksi prangko (filateli)
7.    Pengenal cuaca
8.    Juru masak
9.    Pelaut
10.  Pertanian
11.  Elektronika
12.  Sablon
13.  dan keterampilan lain
TKK yang diberikan pada anggota Pramuka dibidang tersebut adalah TKK dengan warna dasar Hijau.
d.    Bidang ketangkasan dan kesehatan
Meliputi:
1.    Gerak jalan
2.    Pengamat
3.    Penyelidik
4.    Perenang
5.    Juru selam
6.    Juru layar
7.    Pendayung
8.    Bela diri
9.    Pemain ski air
TKK diberikan pada peminat bidang tersebut yakni TKK dengan warna dasar Putih.
e.    Bidang sosial, kemanusiaan, gotong royong, ketertiban masyarakat, perdamaian dunia, lingkungan hidup. Meliputi:
1.    Kepalangmerahan
2.    Kerja bakti
3.    Pengaman
4.    Pemadam kebakaran
5.    Penunjuk jalan
6.    Guide (juru bahasa)
7.    Juru penerangan
8.    Koresponden
9.    Perawatan keluarga
10.  Penyuluh pertanian
11.  PPPK
12.  Penerima tamu
Warna dasar TKK bidang ini adalah Biru.

Pembagian Tingkat TKK
TKK (Tanda Kecakapan Khusus) dibagi menjadi sejumlah tingkat sebagai berikut:
a.    Pramuka Siaga
TKK pada Pramuka Siaga hanya satu tingkat saja yang berbentuk segitiga dengan ukuran panjang 3 cm, tinggi 2 cm, tidak berbingkai, puncaknya ada di bawah.
b.    Pramuka Penggalang
Ada tingkat pada Pramuka Penggalang yaitu:
1.    Tingkat Purwa
-          Bentuk lingkaran dengan garis tengah 2,5 cm
-          Dikelilingi bingkai dengan lebar 2 mm
-          Warna bingkai merah
2.    Tingkat Madya
-          Bentuk bujur sangkar dengan ukuran masing-masing sisi adalah 2,5 cm
-          Dikelilingi bingkai 2 cm
-          Warna dasarnya merah
3.    Tingkat Utama
-          Bentuk segi lima beraturan dengan ukuran masing-masing sisi 2 cm
-          Dikelilingi bingkai 2 mm Warna dasarnya merah
c.    Pramuka Penegak/Pandega
1.    Tingkat purwa
2.    Tingkat Madya
3.    Tingkat Utama
Bentuknya sama dengan Pramuka Penggalang, namun warna dasar bingkai adalah kuning.
Perlu diketahui bahwa TKK yang telah dimiliki oleh setiap anggota Gerakan Pramuka merupakan jaminan yang harus dipertanggung jawabkan kecakapannya. Namun, TKK bisa dicabut oleh Kwartir Ranting, Cabang, Daerah, Nasional melalui Pembina pramuka yang bersangkutan. Kalau terbukti bahwa kecakapannya tidak sesuai dengan kenyataan yang dimiliki yang bersangkutan.
Untuk itu, Pembina pramuka yang bersangkutan selalu memotivasi, agar pemilik TKK, hendaklah membina dirinya sendiri untuk meningkatkan kualitas kecakapannya.


PERKEMAHAN

        Macam Perkemahan
Perkemahan adalah aktivitas yang menyenangkan bagi setiap insan yang hobi berkemah di alam bebas. Namun perkemahan tidak sekedar senang-senang belaka atau hura-hura, melainkan mempunyai tujuan pendidikan. Untuk ini, macam perkemahan dilihat dari aspek tujuannya sebagai berikut:
c.    Perkemahan Bhakti atau Perkemahan Wirakarya yang bisa disebut Kemah Kerja
d.    Perkemahan ilmiah yang bertujuan mengadakan penelitian ilmiah
e.    Perkemahan Edukatif yang bertujuan pendidikan watak melatih keterampilan, pendidikan organisasi.
f.     Perkemahan Rekreasi yang bertujuan menumbuhkan budaya kreatif.
g.    Perkemahan mengenal daerah lain yang bertujuan mengenal geografis budaya.

        Waktu Perkemahan
Waktu atau lamanya berkemah di alam bebas tergantung pada kebijakan orang yang bersangkutan. Di dalam kepramukaan dikenal waktu berkemah sebagai berikut:
a.    Perkemahan Sehari
Perkemahan sehari adalah perkemahan yang hanya membutuhkan waktu cukup sehari saja, pagi berangkat, sore pulang.
b.    Perkemahan Sabtu-Minggu
Perkemahan sabtu-minggu dikenal dengan singkatan persami
c.    Perkemahan Tetap
Perkemahan tetap adalah berkemah hanya beberapa hari dan menetap di suatu tempat yang sudah ditentukan.
d.    Perkemahan Tidak Tetap
Perkemahan tidak tetap atau berpindah tempat adalah berkemah hanya beberapa hari saja, lalu pindah lagi ke lokasi/tempat kemah lain.

Pramuka 3

BAB III
TEKSPRAM

A.   Sandi
Sandi adalah kode rahasia di mana kerahasiaannya hanya diketahui oleh seorang atau sekelompok orang saja
Macam-macam Sandi
1.    Morse → suatu sandi yang terdiri dari titik (.) dan strip (-).
Penemu Morse: Samuel Fenichi Baha Morse lahir pada 27 April 1971 dan wafat pada 2 April 1972.
Morse ditemukan pada tahun 1973 dan mulai dipergunakan pada tahun 1885 dapat dikirim dengan 3 cara:
a)    Tulisan
b)    Menggunakan cahaya : senter
c)    Menggunakan suara : peluit, sirine

Rumus sandi morse:
A           = Alto                              = . –
B           = Bonafarte                    = – . . .
C           = Coca cola                    = – . –
D           = Doremi                        = – . .
E            = Es                                = .
F            = Father  Johan             = . . – .
G           = Gogoda                       = – – .
H           = Halilintar                     = . . . .
I             = Indah                           = . .
J            = Jago bobo                  = . – – –
K           = Komando                    = – . –
L            = Legong dance            = . . – . .
M           = Motor                          = – –
N           = Nona                            = – .
O           = Olohok                        = – – –
P            = Pertolongan               = . – .
Q           = Qoqoriko                    = – – . –
R           = Rebana                        = . – .
S            = Selasa                         = . . .
T            = Tol                               = –
U           = Udah dong                  = . . –
V            = Vesva bejo                  = . . . –
W           = Widodo                       = . – –
X            = Xocenya dong            = – . . –
Y            = Yarikoko                     = – . – –
Z            = Zoro hebat                  = – – . .

Keterangan:
-          Perhatikan huruf vokalnya saja
-          A, I, U, E, O


Y

Contoh: Ambalan =

4.    Sandi AND
Rumus
Sertakan kata AND pada setiap suku sebelum huruf vokal suku kata tersebut.
Contoh:
Merah  Putih = Mande randah pandu tandih


5.    Sandi AN
A          B      C   D   E    F    G   H   I     J    K    L    M
N         O     P    Q   R   S    T    U   V    W   X    Y    Z
Contoh:
Cut Nyak Dien = PHG ALNX QVRA

6.    Sandi AZ
A          B      C   D   E    F    G   H   I     J    K    L    M
Z          Y      X    W   V    U   T    S    R   Q   P    O   N
Contoh:
Pramuka = KIZNFPZ

7.    Sandi Angka

1 = a                  Contoh : Penegak = 16 / 5/ 14 / 7 / 1 / 11
2 = b 
dst.

8.    Sandi ASK
Rumus
Setiap kata ASK pada setiap akhir kalimat sebelum huruf vokal terakhir.
Contoh:
Jatiwangi = Jatiwangaski

9.    Sandi Terompah
T  E  R O M P  A  H
9  8  7  6  5  4  3  2
Contoh: Rajagaluh = 73j3g3lu2

10.  Sandi Terompah
M A  R E  N G O S
8  7  6  5  4  3  2  1
Contoh: Ahmad = 7h87d


11.  Sandi Jam
A = 07.00                    B = 07.05
Huruf lainnya selang lima menit
Contoh : Ade = 07.00 / 07.15 / 07.20

12.  Sandi Udang
Rumus : Kata dibalik
Contoh : Pembina = Anibmep

13.  Sandi Batu
Berpatokan pada sandi morse
. = O
- = o
Contoh: Virgo = OOOo/OO/OoO/OooO/ooo

14.  Sandi Awan
Berpatokan pada sandi morse

. =
- =
Contoh: Aji =

15.  Sandi Kimia
Berpatokan pada sandi morse
. = huruf vokal
- = huruf konsonan
Contoh: MELATI = B2+A=ICA2+OK+E+U2

16.  Sandi Rumput
Berpatokan pada sandi morse

.   =                 
–  =

Contoh: Dewan =

17.  Sandi Tanya Pakruis
? = .     # = -
Contoh: Mabigus = ##/?#/#???/??/##?/???
18.  Sandi Ular
T R E B G  *              Kode
A L A D N  *        
N A A A A  *
G H K U Y B
G A N A K A
U N G J A W

Jawab: Aku adalah anak yang bertanggung jawab



B.   Semaphore
Semaphore adalah cara mengirim dan menerima berita dengan menggunakan dua bendera. Semaphore ditemukan oleh orang berkebangsaan Prancis yang bernama Claudie Chappe pada tahun 1970 mengirim dan menerima berita dengan semaphore dilakukan dengan jarak ± 200 meter atau sejauh yang dapat dilihat di mata. Ukuran bendera 40 cm × 40 cm / 45 cm × 45 cm dan panjang tongkat 45 cm × 45 cm × 50 cm. Rumus semaphore:



C. PBB (Peraturan Baris Berbaris)

PBB adalah suatu wujud latihan fisik yang dipergunakan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya perwatakan tertentu.
PBB internasional ditemukan oleh Julius Cesar, sedangkan penemu PBB di Indonesia adalah Jenderal LB. Murdani (mantan PKL MKR Kabinet V).
Tujuan dari PBB
-          Menanamkan rasa disiplin
-          Menumbuhkan rasa disiplin
-          Menanamkan rasa tanggung jawab
-          Menanamkan rasa kepatuhan dalam pelaksanaan
Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .

a)       Bubar
Aba-aba : Bubar - JALAN
Pelaksanaannya:
Pemberian  aba aba tersebut dilaksanakan dalam keadaan sikap sempurna. Setelah melakukan penghormatan kemudian balik kanan dan setelah menghitung dua hitungan  dalam hati, lalu bubar.
b)       Jalan di tempat
Aba-aba: Jalan ditempat – GERAK
Pelaksaannya:Gerakan dimulai dengan mengangkat kaki kiri, lutut berganti-ganti diangkat, paha rata-rata, ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai dengan langkah biasa, badan tegak, pandangan mata tetap ke depan, lengan dirapatkan pada badan (tidak melenggang)
  • Dari jalan ke tempat berhenti.
Aba-aba : Henti – GERAK

Pelaksanaannya:Pada aba-aba pelaksanaan dapat dijatuhkan kaki kiri/kanan,pada hitungan ke dua kaki kiri/kanan diharapkan pada kaki kiri/kanan dan kembali ke sikap sempurna.
c)        Membuka/menutup barisan.
Aba-aba : Buka barisan – JALAN
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah ke samping kanan dan kiri, sedang regu tangah tetap di tempat.
Catatan :Membuka barisan gunanya untuk memudahkan pemeriksaan.
  • Tutup barisan
Aba-aba :tutup barisan – JALAN
Pelaksanannya :Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah kembali ke samping kanan dan kiri, sedang regu tengah tetap ditempat.

Gerakan berjalan dengan panjang tempo dan macam langkah

Macam langkah       
Panjangnya  
tempo
Langkah biasa
65cm
120 tiap menit
Langkah tegap         
65cm
120 tiap menit
Langkah perlahan    
40cm
30 tiap menit
Langkah kesamping
40cm
70 tiap menit
Langkah ke belakang
40cm
70 tiap menit
Langkah ke depan   
60cm
70 tiap menit
Langkah di waktu lari
80cm
165 tiap menit





A.       MAJU – JALAN
Aba-aba : Maju – JALAN
Pelaksanaannya:
1)      Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diayunkan ke depan, lutut lurus, telapak kaki diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi ± 15 cm, kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak setengah langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
2)       Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90°, lengan kiri 30° ke belakang, pada langkah selanjutnya lengan atas dan bawah lurus dilenggangkan ke depan 45°, dan ke belakang 30°.
Seluruh anggota meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada belakang leher.
Dilarang keras : berbicara-melihat kanan/kiri Pada waktu melenggangkan tangan supaya jangan kaku.
B.       LANGKAH BIASA
1)       Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu sikap sempurna. Waktu mengayunkan kaki ke depan lutut dibengkokkan sedikit (kaki tidak boleh diseret). Kemudian diletakkan ke tanah menurut jarak yang telah ditentukan.
2)       Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa. Pertama tumit diletakkan di tanah selanjutnya lurus ke depan dan ke belakang di samping badan. Ke depan 45°, ke belakang 30°. Jari-jari tangan digenggam, dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menhadap ke atas.
C.       LANGKAH TEGAP
1)       Dari sikap sempurna
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar setengah langkah, selanjutnya seperti jalan biasa (panjang dan tempo) dengan cara kaki dihentakkan terus menerus tetapi tidak dengan berlebih-lebihan, telapak kaki rapat dan sejajar dengan tanah, lutut kaki tidak boleh diangkat tinggi. Bersama dengan langkah pertama lengan dilenggangkan lurus ke depan dan ke belakang di samping badan, (lengan tangan 90° ke depan dari 30° ke belakang). Jari-jari tangan digenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.
2)       Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, ditambah satu langkah selanjtnya mulai berjalan seperti tersebut pasa butir 1.
3)       Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :Aba-aba diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah ditambah satu langkah dan mulai berjalan dengan langkah biasa, hanya langkah pertama…….
Catatan :Dalam lsedang berjalan cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap/langkah biasa-JALAN, pada tiap-tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).
D.       LANGKAH PERLAHAN
1)       Untuk bergabung (mengantar jenazah dalam upacara kemiliteran)
Aba-aba : Langkah perlahan maju – JALAN
Pelaksanaannya :
a)       Gerakan dilakukan dengan sikap sempurna
b)       Pada aba-aba “jalan”, kaki kiri dilangkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak di tanah segera disusul dengan kaki kanan ditarik ke depan dan ditahan sebentar di sebelah mata kaki kiri, kemudian dilanjutkan ditatapkan kaki kanan di depan kaki kiri.
c)        Gerakan selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti semula.
Catatan :
Dalam keadaan sedang berjalan, aba-aba adalah “langkah perlahan JALAN” yang diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah ditambah selangkah dan kemudian mulai berjalan dengan langkah perlahan.
Tapak kaki pada saat menginjak tanah tidak dihentakkan, tetapi diletakkan rata-rata untuk lebih khidmat.
E.       LANGKAH KE SAMPING
Aba-aba : ……..Langkah ke kanan/kiri – JALAN
Pelaksanaannya :Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri/kanan dilanjutkan ke samping kanan/kiri sepanjang 40 cm. Selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki kiri/kanan.Sikap badan tetap seperti pada sikap sempurna, sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
F.       LANGKAH KE BELAKANG
Aba-aba : ……..Langkah ke belakang – JALAN
Pelaksanaannya :Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkah ke belakang mulai kaki kiri menurut panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap badan seperti dalam sikap sempurna. Sebanyka-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
G.       LANGKAH KE DEPAN
Aba-aba : …….Langkah ke depan – JALAN
Pelaksanaannya :Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkahkan kaki ke depan mulai dengan kaki kiri menurut panjangnya langkah dan tempat yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Gerakan kaki seperti gerakan langkah tegap dan dihentikan dan sikap seperti sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.


H.       LANGKAH DI WAKTU LARI
1)       Dari sikap sempurna
Aba-aba : Lari maju – JALAN
Pelaksanaannya:Aba-bab peringatan ke dua tangan dikepalkan dengan lemas dan diletakkan di pinggang sebelah depan dengan punggung tangan menghadap keluar, ke dua siku sedikit ke belakang, badan agak dicondongkan ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan, dimulai lari dengan menghentakkan kaki kiri setengah langkah dan selanjutnya menurut panjang langkah dan tempo yang ditentukan dengan kaki diangkat secukupnya. Telapak kaki diletakkan dengan ujung telapak kaki terlebih dahulu, lengan dilenggangkan secara tidak kaku.
2)       Dari langkah biasa
Aba-aba : Lari – JALAN
Pelaksanaannya:Aba-aba peringatan pelaksanaannya sama dengan ayat 1. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya berlari menurut ketentuan yang ada.
3)       Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah ditambah tiga langkah, kemudian berjalan dengan langkah biasa, dimuali dengan kaki kiri dihentakkan; bersama dengan itu kedua lengan digenggam.
Catatan :Untuk berhenti dari keadaan berlari aba-aba seperti langkah biasa henti – GERAK. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ke tanah ditambah tiga langkah, selanjutnya kaki dirapatkan kemudian kedua kepal tangan diturunkan untuk mengambil sikap sempurna.
I.         LANGKAH MERDEKA
1)       Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah merdeka – JALAN
Anggota berjalan bebas tanpa terikat pada ketentuan panjang, tempo dan ketentuan langkah. Atas pertimbangan Pimpinan, anggota dapat dijinkan untuk membuat sesuatu yang dalam keadaan lain terlarang (antara lain berbicara, buka topi, menghapus keringat). Langkah merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh jalan jauh/diluar kota/lapangan yang tidak rata. Anggota tetap dilarang meninggalkan barisan.
2)       Kembai ke langkah biasa
Untuk melaksanakan gerakan ini lebih dahulu harus diberikan ……………….samakn langkah. Setelah langkah barisan sama, Pemimpin dapat memberikan aba-aba peringatan dan pelaksanaan.
3)       Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :Seperti tersebut pada petunjuk dari langkah tegap ke langkah biasa.

J.        GANTI LANGKAH
Aba-aba : Ganti langkah – JALAN
Pelaksanaannya :Gerakan dapat dilakukan pada waktu langkah biasa/tegap. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri di tanah kemudian ditambah satu langkah. Sesudah ujung kaki kiri/kanan yang sedang di belakang dirapatkan pada badan. Untuk selanjutnya disesuaikan dengan langkah baru yang disamakan. Kemudian gerakan ini dilakukan dalam satu hitungan.

14 Langkah Dasar PBB
1.  Sikap sempurna
2.  Cara berkumpul
3.  Cara berhitung
4.  Lencang kanan/kiri
5.  Setengah lencang kanan/kiri
6.  Hadap kanan
7.  Balik kanan
8.    Serong kanan/kiri
9.    Langkah tegap maju jalan
10.  Maju jalan
11.  Jalan di tempat
12.  Istirahat di tempat
13.  Hormat
14.  Buka/tutup barisan

Aba-aba dalam PBB
-          Aba-aba petunjuk
-          Aba-aba peringatan
-          Aba-aba pelaksanaan

Landasan PBB
1.    UUD 1945
2.    UU No. 20/1985
3.    Keputusan mendikbud No. 0161/5/1984
4.    SK Pangap tanggal 8 bulan 10 tahun 1985 No.SK 611/X/1985

Isyarat dalam PBB
1.    Lisan
2.    tangan
3.    Pluit

Bentuk-bentuk barisan
1.    Bendera
2.    Angkare
3.    Terbuka
4.    Panah
5.    Roda
6.    Selat balik
7.    Berbanjar
8.    Lingkaran


C.   PIONERING (TALI TEMALI)
-          Tali        = bendanya
-          Simpul   = suatu ikatan antara tali dengan benda lain
-          Ikatan    = suatu simpul antara tali dengan benda lain




Dalam tali temali kita sering mencampuradukkan antara tali, simpul dan ikatan. Hal ini sebenarnya berbeda sama sekali. Tali adalah bendanya. Simpul adalah hubungan antara tali dengan tali. Ikatan adalah hubungan antara tali dengan benda lainnya, misal kayu, balok, bambu dan sebagainya.
 Macam simpul dan kegunaannya
1)    Simpul ujung tali
a.    Gunanya agar tali pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas
2)    Simpul mati
a.    Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin
3)    Simpul anyam
a.    Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan kering
4)    Simpul anyam berganda
a.    Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan basah
5)    Simpul erat
a.    Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan
6)    Simpul kembar
a.    Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan dalam keadaan licin
7)    Simpul kursi
a.    Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan
8)    Simpul penarik
a.    Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar
9)    Simpul laso

            Untuk gambar macam-macam simpul dapat dilihat di bawah ini:






Macam Ikatan dan Kegunaannya
1)    Ikatan pangkal
                 i.    Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang, akan tetapi ikatan pangkal ini dapat juga
2)    digunakan untuk memulai suatu ikatan.
3)    Ikatan tiang
                 i.    Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih dapat bergerak leluasa misalnya
4)    untuk mengikat leher binatang supaya tidak tercekik.
5)    Ikatan jangkar
                 i.    Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk ring.
6)    Ikatan tambat
                 i.    Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu tiang/kayu dengan erat, akan tetapi mudah untuk melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini juga dipergunakan untuk menyeret balik dan bahkan ada juga dipergunakan untuk memulai suatu ikatan.
7)    Ikatan tarik
                 i.    Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang pada  suatu tiang, kemudian mudah untuk
8)    membukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke jurang atau pohon.
9)    Ikatan turki
                 i.    Gunanya untuk mengikat sapu lidi setangan leher
10) Ikatan palang
11) Ikatan canggah
12) Ikatan silang
13) Ikatan khaki tiga
Untuk gambar macam-macam ikatan dapat dilihat di bawah ini.

Peta Lapangan                                   

Tujuannya untuk menggambarkan keadaan atau kondisi suatu lapangan dan daerah sekitarnya dalam skala yang lebih kecil.
Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta lapangan ini adalah :
1
Pensil Teknik 2B
2          
Penggaris panjang
3         
Busur derajat
4         
Kertas buffalo
5          
Kompas bidik
6         
Meja kerja

Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta lapangan.
1. Penentuan Skala
Hal ini berkaitan erat dengan luas lapangan yang akan digambar dan kertas gambar yang akan dipergunakan sehingga apa yang ada di lapangan dan daerah sekitarnya yang dekat dengan lapangan tersebut dapat tergambar semuanya.
2. Penentuan Batas dan Sudut Batas Lapangan
Setelah diketahui batas lapangannya maka batas-batas tersebut dibidik dari tengah lapangan dengan kompas bidik untuk diketahui berapa sudut batas lapangan tersebut. Penggambaran peta lapangan harus menghadap ke utara.

3. Pengukuran Jarak dari Pusat ke Sudut Batas Lapangan
Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu agar diketahui dengan pasti jarak antara pusat dengan sudut lapangan dan juga jarak antara sudut yang satu dengan sudut yang lainnya.
4.Penggambaran lapangan
Pengerjaan terakhir adalah menggambarkan sket yang telah didapat dari pengukuran-pengukuran tadi ke dalam kertas gambar. Untuk mempermudah pemberian keterangan diberi penomeran pada tiap sudut dan keterangan lainnya.

Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan gambar peta lapangan berikut :




Peta pita
Tujuan pembuatan peta pita ini adalah untuk menggambarkan keadaan perjalanan yang telah dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Peralatan yang dipersiapkan dalam pembuatan peta pita ini adalah :
1
Pensil Teknik 2B
2         
Penggaris panjang
3         
Kertas pita peta
4         
Kompas bidik
5         
Meja kerja

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta pita :
1.  Penentuan Skala
Hal ini erat kaitannya dengan jarak yang akan ditempuh selama melakukan perjalanan dengan kertas yang ada.
2.  Pembuatan Keterangan
Keterangan yang dimaksud adalah apa-apa yang dilihat selama melakukan perjalanan baik yang ada disebelah kiri maupun yang ada di sebelah kanan, yang perlu diperhatikan adalah tanda-tanda berupa bangunan-bangunan penting atau suatu daerah yang mencolok dan merupakan sesuatu yang mudah dilihat dan diperhatikan. Keterangan dituliskan dalam bentuk gambar peta dan tulisan.
3.  Penulisan Arah Utara, Jarak, dan Waktu
Arah utara digambarkan sesuai dengan arah utara kompas. Jarak dituliskan berdasarkan ukuran yang ada dengan skala yang sudah ditentukan. Untuk waktu bisa dilihat dengan jam sesuai saat berangkat dan tiba di setiap belokan.
Untuk pembuatan peta pita, setiap pergantian arah perjalanan maka harus kita gambarkan, demikian seterusnya sampai daerah yang kita tuju. Gambar keterangan peta dapat dilihat pada gambar di bawah ini.


Peta Panorama                                   

Tujuan dari pembuatan peta panorama ini adalah untuk menggambarkan keadaan suatu daerah dengan range atau sudut pandang tertentu.
Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta panorama ini adalah :
1
Pensil Teknik 2B
2         
Penggaris panjang
3         
Kertas pita peta
4         
Kompas bidik
5         
Meja kerja

 Yang harus diperhatikan dalam pembuatan peta panorama ini adalah :
1. Arah Pandang atau Sudut Panda
Batas sudut pandang yang diberikan dalam pembuatan peta panorama dapat berupa satu sudut atau dua sudut sebagai arah untuk penggambaran panorama atau pemandangannya. Untuk dua sudut pandang tidak akan menjadi masalah yang berarti karena kita tinggal membidik sudut yang telah ditetapkan tersebut untuk batas penggambaran panorama. Untuk satu sudut pandang maka untuk menentukan batas sudut pandang yang akan kita gunakan untuk menggambar panorama kita harus menambahkan sudut tersebut dengan 30  untuk daerah kanan dan mengurangi sudut tersebut dengan 30  untuk daerah kiri. Kemudian baru menggambar peta panoramanya.
2. Penggambaran Batas Daerah
Setelah diketahui batas daerah yang akan digambar, maka langkah selanjutnya adalah membuat sket batas daerah satu dengan daerah lainnya, antara satu perbukitan dengan perbukitan atau perumahan dan lain sebagainya. Untuk penggambaran sket ini dibuat setipis mungkin karena hanya untuk pembatas dalam pembatas dalam penafsiran nanti.
3.  Pembuatan Arsiran
Untuk pembuatan arsiran ini merupakan tahapan penting dalam membuat peta panorama. Yang perlu diperhatikan adalah untuk daerah yang dekat dengan pandangan kita maka arsirannya dibuat berdekatan sekali, demikian seterusnya sampai pada daerah terjauh atau lapis paling atas dibuat renggang. Arsiran horisontal dipergunakan untuk daerah lautan, arsiran tegak atau vertikal untuk gunung, sedangkan untuk daerah yang landai (seperti perumahan, pepohonan) maka arsirannya dibuat agak miring (mendekati horisontal), untuk daerah yang agak curam (seperti perbukitan atau jurang terjal) maka arsiran dibuat miring mendekati tegak.
4. Pembuatan Arah Utara
Arah utara ini diperlukan untuk mengetahui posisi menggambar kita dan juga sekaligus sebagai koreksi apakah arah yang digambar itu sudah benar. Biasanya arah utara dibuat pada posisi pojok kiri atas dengan gambar anak panah dan arahnya disesuaikan dengan arah kompas

5.  Penulisan Sudut Batas dan Keterangan Batas
Untuk sudut pandang sebelah kiri dan kanan hendaknya dicantumkan sekaligus dengan keterangan gambar yang sesuai dengan keadaan kemudian jangan lupa untuk memberikan penomeran pada masing-masing daerah sehingga mempermudah untuk pemberian keterangan nantinya.
Untuk lebih jelasnya kita lihat contoh berikut ini.