Senin, 25 Juli 2011

Pramuka 3

BAB III
TEKSPRAM

A.   Sandi
Sandi adalah kode rahasia di mana kerahasiaannya hanya diketahui oleh seorang atau sekelompok orang saja
Macam-macam Sandi
1.    Morse → suatu sandi yang terdiri dari titik (.) dan strip (-).
Penemu Morse: Samuel Fenichi Baha Morse lahir pada 27 April 1971 dan wafat pada 2 April 1972.
Morse ditemukan pada tahun 1973 dan mulai dipergunakan pada tahun 1885 dapat dikirim dengan 3 cara:
a)    Tulisan
b)    Menggunakan cahaya : senter
c)    Menggunakan suara : peluit, sirine

Rumus sandi morse:
A           = Alto                              = . –
B           = Bonafarte                    = – . . .
C           = Coca cola                    = – . –
D           = Doremi                        = – . .
E            = Es                                = .
F            = Father  Johan             = . . – .
G           = Gogoda                       = – – .
H           = Halilintar                     = . . . .
I             = Indah                           = . .
J            = Jago bobo                  = . – – –
K           = Komando                    = – . –
L            = Legong dance            = . . – . .
M           = Motor                          = – –
N           = Nona                            = – .
O           = Olohok                        = – – –
P            = Pertolongan               = . – .
Q           = Qoqoriko                    = – – . –
R           = Rebana                        = . – .
S            = Selasa                         = . . .
T            = Tol                               = –
U           = Udah dong                  = . . –
V            = Vesva bejo                  = . . . –
W           = Widodo                       = . – –
X            = Xocenya dong            = – . . –
Y            = Yarikoko                     = – . – –
Z            = Zoro hebat                  = – – . .

Keterangan:
-          Perhatikan huruf vokalnya saja
-          A, I, U, E, O


Y

Contoh: Ambalan =

4.    Sandi AND
Rumus
Sertakan kata AND pada setiap suku sebelum huruf vokal suku kata tersebut.
Contoh:
Merah  Putih = Mande randah pandu tandih


5.    Sandi AN
A          B      C   D   E    F    G   H   I     J    K    L    M
N         O     P    Q   R   S    T    U   V    W   X    Y    Z
Contoh:
Cut Nyak Dien = PHG ALNX QVRA

6.    Sandi AZ
A          B      C   D   E    F    G   H   I     J    K    L    M
Z          Y      X    W   V    U   T    S    R   Q   P    O   N
Contoh:
Pramuka = KIZNFPZ

7.    Sandi Angka

1 = a                  Contoh : Penegak = 16 / 5/ 14 / 7 / 1 / 11
2 = b 
dst.

8.    Sandi ASK
Rumus
Setiap kata ASK pada setiap akhir kalimat sebelum huruf vokal terakhir.
Contoh:
Jatiwangi = Jatiwangaski

9.    Sandi Terompah
T  E  R O M P  A  H
9  8  7  6  5  4  3  2
Contoh: Rajagaluh = 73j3g3lu2

10.  Sandi Terompah
M A  R E  N G O S
8  7  6  5  4  3  2  1
Contoh: Ahmad = 7h87d


11.  Sandi Jam
A = 07.00                    B = 07.05
Huruf lainnya selang lima menit
Contoh : Ade = 07.00 / 07.15 / 07.20

12.  Sandi Udang
Rumus : Kata dibalik
Contoh : Pembina = Anibmep

13.  Sandi Batu
Berpatokan pada sandi morse
. = O
- = o
Contoh: Virgo = OOOo/OO/OoO/OooO/ooo

14.  Sandi Awan
Berpatokan pada sandi morse

. =
- =
Contoh: Aji =

15.  Sandi Kimia
Berpatokan pada sandi morse
. = huruf vokal
- = huruf konsonan
Contoh: MELATI = B2+A=ICA2+OK+E+U2

16.  Sandi Rumput
Berpatokan pada sandi morse

.   =                 
–  =

Contoh: Dewan =

17.  Sandi Tanya Pakruis
? = .     # = -
Contoh: Mabigus = ##/?#/#???/??/##?/???
18.  Sandi Ular
T R E B G  *              Kode
A L A D N  *        
N A A A A  *
G H K U Y B
G A N A K A
U N G J A W

Jawab: Aku adalah anak yang bertanggung jawab



B.   Semaphore
Semaphore adalah cara mengirim dan menerima berita dengan menggunakan dua bendera. Semaphore ditemukan oleh orang berkebangsaan Prancis yang bernama Claudie Chappe pada tahun 1970 mengirim dan menerima berita dengan semaphore dilakukan dengan jarak ± 200 meter atau sejauh yang dapat dilihat di mata. Ukuran bendera 40 cm × 40 cm / 45 cm × 45 cm dan panjang tongkat 45 cm × 45 cm × 50 cm. Rumus semaphore:



C. PBB (Peraturan Baris Berbaris)

PBB adalah suatu wujud latihan fisik yang dipergunakan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya perwatakan tertentu.
PBB internasional ditemukan oleh Julius Cesar, sedangkan penemu PBB di Indonesia adalah Jenderal LB. Murdani (mantan PKL MKR Kabinet V).
Tujuan dari PBB
-          Menanamkan rasa disiplin
-          Menumbuhkan rasa disiplin
-          Menanamkan rasa tanggung jawab
-          Menanamkan rasa kepatuhan dalam pelaksanaan
Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .

a)       Bubar
Aba-aba : Bubar - JALAN
Pelaksanaannya:
Pemberian  aba aba tersebut dilaksanakan dalam keadaan sikap sempurna. Setelah melakukan penghormatan kemudian balik kanan dan setelah menghitung dua hitungan  dalam hati, lalu bubar.
b)       Jalan di tempat
Aba-aba: Jalan ditempat – GERAK
Pelaksaannya:Gerakan dimulai dengan mengangkat kaki kiri, lutut berganti-ganti diangkat, paha rata-rata, ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai dengan langkah biasa, badan tegak, pandangan mata tetap ke depan, lengan dirapatkan pada badan (tidak melenggang)
  • Dari jalan ke tempat berhenti.
Aba-aba : Henti – GERAK

Pelaksanaannya:Pada aba-aba pelaksanaan dapat dijatuhkan kaki kiri/kanan,pada hitungan ke dua kaki kiri/kanan diharapkan pada kaki kiri/kanan dan kembali ke sikap sempurna.
c)        Membuka/menutup barisan.
Aba-aba : Buka barisan – JALAN
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah ke samping kanan dan kiri, sedang regu tangah tetap di tempat.
Catatan :Membuka barisan gunanya untuk memudahkan pemeriksaan.
  • Tutup barisan
Aba-aba :tutup barisan – JALAN
Pelaksanannya :Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah kembali ke samping kanan dan kiri, sedang regu tengah tetap ditempat.

Gerakan berjalan dengan panjang tempo dan macam langkah

Macam langkah       
Panjangnya  
tempo
Langkah biasa
65cm
120 tiap menit
Langkah tegap         
65cm
120 tiap menit
Langkah perlahan    
40cm
30 tiap menit
Langkah kesamping
40cm
70 tiap menit
Langkah ke belakang
40cm
70 tiap menit
Langkah ke depan   
60cm
70 tiap menit
Langkah di waktu lari
80cm
165 tiap menit





A.       MAJU – JALAN
Aba-aba : Maju – JALAN
Pelaksanaannya:
1)      Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diayunkan ke depan, lutut lurus, telapak kaki diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi ± 15 cm, kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak setengah langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
2)       Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90°, lengan kiri 30° ke belakang, pada langkah selanjutnya lengan atas dan bawah lurus dilenggangkan ke depan 45°, dan ke belakang 30°.
Seluruh anggota meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada belakang leher.
Dilarang keras : berbicara-melihat kanan/kiri Pada waktu melenggangkan tangan supaya jangan kaku.
B.       LANGKAH BIASA
1)       Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu sikap sempurna. Waktu mengayunkan kaki ke depan lutut dibengkokkan sedikit (kaki tidak boleh diseret). Kemudian diletakkan ke tanah menurut jarak yang telah ditentukan.
2)       Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa. Pertama tumit diletakkan di tanah selanjutnya lurus ke depan dan ke belakang di samping badan. Ke depan 45°, ke belakang 30°. Jari-jari tangan digenggam, dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menhadap ke atas.
C.       LANGKAH TEGAP
1)       Dari sikap sempurna
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar setengah langkah, selanjutnya seperti jalan biasa (panjang dan tempo) dengan cara kaki dihentakkan terus menerus tetapi tidak dengan berlebih-lebihan, telapak kaki rapat dan sejajar dengan tanah, lutut kaki tidak boleh diangkat tinggi. Bersama dengan langkah pertama lengan dilenggangkan lurus ke depan dan ke belakang di samping badan, (lengan tangan 90° ke depan dari 30° ke belakang). Jari-jari tangan digenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.
2)       Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, ditambah satu langkah selanjtnya mulai berjalan seperti tersebut pasa butir 1.
3)       Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :Aba-aba diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah ditambah satu langkah dan mulai berjalan dengan langkah biasa, hanya langkah pertama…….
Catatan :Dalam lsedang berjalan cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap/langkah biasa-JALAN, pada tiap-tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).
D.       LANGKAH PERLAHAN
1)       Untuk bergabung (mengantar jenazah dalam upacara kemiliteran)
Aba-aba : Langkah perlahan maju – JALAN
Pelaksanaannya :
a)       Gerakan dilakukan dengan sikap sempurna
b)       Pada aba-aba “jalan”, kaki kiri dilangkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak di tanah segera disusul dengan kaki kanan ditarik ke depan dan ditahan sebentar di sebelah mata kaki kiri, kemudian dilanjutkan ditatapkan kaki kanan di depan kaki kiri.
c)        Gerakan selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti semula.
Catatan :
Dalam keadaan sedang berjalan, aba-aba adalah “langkah perlahan JALAN” yang diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah ditambah selangkah dan kemudian mulai berjalan dengan langkah perlahan.
Tapak kaki pada saat menginjak tanah tidak dihentakkan, tetapi diletakkan rata-rata untuk lebih khidmat.
E.       LANGKAH KE SAMPING
Aba-aba : ……..Langkah ke kanan/kiri – JALAN
Pelaksanaannya :Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri/kanan dilanjutkan ke samping kanan/kiri sepanjang 40 cm. Selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki kiri/kanan.Sikap badan tetap seperti pada sikap sempurna, sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
F.       LANGKAH KE BELAKANG
Aba-aba : ……..Langkah ke belakang – JALAN
Pelaksanaannya :Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkah ke belakang mulai kaki kiri menurut panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap badan seperti dalam sikap sempurna. Sebanyka-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
G.       LANGKAH KE DEPAN
Aba-aba : …….Langkah ke depan – JALAN
Pelaksanaannya :Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkahkan kaki ke depan mulai dengan kaki kiri menurut panjangnya langkah dan tempat yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Gerakan kaki seperti gerakan langkah tegap dan dihentikan dan sikap seperti sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.


H.       LANGKAH DI WAKTU LARI
1)       Dari sikap sempurna
Aba-aba : Lari maju – JALAN
Pelaksanaannya:Aba-bab peringatan ke dua tangan dikepalkan dengan lemas dan diletakkan di pinggang sebelah depan dengan punggung tangan menghadap keluar, ke dua siku sedikit ke belakang, badan agak dicondongkan ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan, dimulai lari dengan menghentakkan kaki kiri setengah langkah dan selanjutnya menurut panjang langkah dan tempo yang ditentukan dengan kaki diangkat secukupnya. Telapak kaki diletakkan dengan ujung telapak kaki terlebih dahulu, lengan dilenggangkan secara tidak kaku.
2)       Dari langkah biasa
Aba-aba : Lari – JALAN
Pelaksanaannya:Aba-aba peringatan pelaksanaannya sama dengan ayat 1. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya berlari menurut ketentuan yang ada.
3)       Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah ditambah tiga langkah, kemudian berjalan dengan langkah biasa, dimuali dengan kaki kiri dihentakkan; bersama dengan itu kedua lengan digenggam.
Catatan :Untuk berhenti dari keadaan berlari aba-aba seperti langkah biasa henti – GERAK. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ke tanah ditambah tiga langkah, selanjutnya kaki dirapatkan kemudian kedua kepal tangan diturunkan untuk mengambil sikap sempurna.
I.         LANGKAH MERDEKA
1)       Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah merdeka – JALAN
Anggota berjalan bebas tanpa terikat pada ketentuan panjang, tempo dan ketentuan langkah. Atas pertimbangan Pimpinan, anggota dapat dijinkan untuk membuat sesuatu yang dalam keadaan lain terlarang (antara lain berbicara, buka topi, menghapus keringat). Langkah merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh jalan jauh/diluar kota/lapangan yang tidak rata. Anggota tetap dilarang meninggalkan barisan.
2)       Kembai ke langkah biasa
Untuk melaksanakan gerakan ini lebih dahulu harus diberikan ……………….samakn langkah. Setelah langkah barisan sama, Pemimpin dapat memberikan aba-aba peringatan dan pelaksanaan.
3)       Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :Seperti tersebut pada petunjuk dari langkah tegap ke langkah biasa.

J.        GANTI LANGKAH
Aba-aba : Ganti langkah – JALAN
Pelaksanaannya :Gerakan dapat dilakukan pada waktu langkah biasa/tegap. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri di tanah kemudian ditambah satu langkah. Sesudah ujung kaki kiri/kanan yang sedang di belakang dirapatkan pada badan. Untuk selanjutnya disesuaikan dengan langkah baru yang disamakan. Kemudian gerakan ini dilakukan dalam satu hitungan.

14 Langkah Dasar PBB
1.  Sikap sempurna
2.  Cara berkumpul
3.  Cara berhitung
4.  Lencang kanan/kiri
5.  Setengah lencang kanan/kiri
6.  Hadap kanan
7.  Balik kanan
8.    Serong kanan/kiri
9.    Langkah tegap maju jalan
10.  Maju jalan
11.  Jalan di tempat
12.  Istirahat di tempat
13.  Hormat
14.  Buka/tutup barisan

Aba-aba dalam PBB
-          Aba-aba petunjuk
-          Aba-aba peringatan
-          Aba-aba pelaksanaan

Landasan PBB
1.    UUD 1945
2.    UU No. 20/1985
3.    Keputusan mendikbud No. 0161/5/1984
4.    SK Pangap tanggal 8 bulan 10 tahun 1985 No.SK 611/X/1985

Isyarat dalam PBB
1.    Lisan
2.    tangan
3.    Pluit

Bentuk-bentuk barisan
1.    Bendera
2.    Angkare
3.    Terbuka
4.    Panah
5.    Roda
6.    Selat balik
7.    Berbanjar
8.    Lingkaran


C.   PIONERING (TALI TEMALI)
-          Tali        = bendanya
-          Simpul   = suatu ikatan antara tali dengan benda lain
-          Ikatan    = suatu simpul antara tali dengan benda lain




Dalam tali temali kita sering mencampuradukkan antara tali, simpul dan ikatan. Hal ini sebenarnya berbeda sama sekali. Tali adalah bendanya. Simpul adalah hubungan antara tali dengan tali. Ikatan adalah hubungan antara tali dengan benda lainnya, misal kayu, balok, bambu dan sebagainya.
 Macam simpul dan kegunaannya
1)    Simpul ujung tali
a.    Gunanya agar tali pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas
2)    Simpul mati
a.    Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin
3)    Simpul anyam
a.    Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan kering
4)    Simpul anyam berganda
a.    Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan basah
5)    Simpul erat
a.    Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan
6)    Simpul kembar
a.    Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan dalam keadaan licin
7)    Simpul kursi
a.    Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan
8)    Simpul penarik
a.    Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar
9)    Simpul laso

            Untuk gambar macam-macam simpul dapat dilihat di bawah ini:






Macam Ikatan dan Kegunaannya
1)    Ikatan pangkal
                 i.    Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang, akan tetapi ikatan pangkal ini dapat juga
2)    digunakan untuk memulai suatu ikatan.
3)    Ikatan tiang
                 i.    Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih dapat bergerak leluasa misalnya
4)    untuk mengikat leher binatang supaya tidak tercekik.
5)    Ikatan jangkar
                 i.    Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk ring.
6)    Ikatan tambat
                 i.    Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu tiang/kayu dengan erat, akan tetapi mudah untuk melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini juga dipergunakan untuk menyeret balik dan bahkan ada juga dipergunakan untuk memulai suatu ikatan.
7)    Ikatan tarik
                 i.    Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang pada  suatu tiang, kemudian mudah untuk
8)    membukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke jurang atau pohon.
9)    Ikatan turki
                 i.    Gunanya untuk mengikat sapu lidi setangan leher
10) Ikatan palang
11) Ikatan canggah
12) Ikatan silang
13) Ikatan khaki tiga
Untuk gambar macam-macam ikatan dapat dilihat di bawah ini.

Peta Lapangan                                   

Tujuannya untuk menggambarkan keadaan atau kondisi suatu lapangan dan daerah sekitarnya dalam skala yang lebih kecil.
Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta lapangan ini adalah :
1
Pensil Teknik 2B
2          
Penggaris panjang
3         
Busur derajat
4         
Kertas buffalo
5          
Kompas bidik
6         
Meja kerja

Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta lapangan.
1. Penentuan Skala
Hal ini berkaitan erat dengan luas lapangan yang akan digambar dan kertas gambar yang akan dipergunakan sehingga apa yang ada di lapangan dan daerah sekitarnya yang dekat dengan lapangan tersebut dapat tergambar semuanya.
2. Penentuan Batas dan Sudut Batas Lapangan
Setelah diketahui batas lapangannya maka batas-batas tersebut dibidik dari tengah lapangan dengan kompas bidik untuk diketahui berapa sudut batas lapangan tersebut. Penggambaran peta lapangan harus menghadap ke utara.

3. Pengukuran Jarak dari Pusat ke Sudut Batas Lapangan
Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu agar diketahui dengan pasti jarak antara pusat dengan sudut lapangan dan juga jarak antara sudut yang satu dengan sudut yang lainnya.
4.Penggambaran lapangan
Pengerjaan terakhir adalah menggambarkan sket yang telah didapat dari pengukuran-pengukuran tadi ke dalam kertas gambar. Untuk mempermudah pemberian keterangan diberi penomeran pada tiap sudut dan keterangan lainnya.

Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan gambar peta lapangan berikut :




Peta pita
Tujuan pembuatan peta pita ini adalah untuk menggambarkan keadaan perjalanan yang telah dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Peralatan yang dipersiapkan dalam pembuatan peta pita ini adalah :
1
Pensil Teknik 2B
2         
Penggaris panjang
3         
Kertas pita peta
4         
Kompas bidik
5         
Meja kerja

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta pita :
1.  Penentuan Skala
Hal ini erat kaitannya dengan jarak yang akan ditempuh selama melakukan perjalanan dengan kertas yang ada.
2.  Pembuatan Keterangan
Keterangan yang dimaksud adalah apa-apa yang dilihat selama melakukan perjalanan baik yang ada disebelah kiri maupun yang ada di sebelah kanan, yang perlu diperhatikan adalah tanda-tanda berupa bangunan-bangunan penting atau suatu daerah yang mencolok dan merupakan sesuatu yang mudah dilihat dan diperhatikan. Keterangan dituliskan dalam bentuk gambar peta dan tulisan.
3.  Penulisan Arah Utara, Jarak, dan Waktu
Arah utara digambarkan sesuai dengan arah utara kompas. Jarak dituliskan berdasarkan ukuran yang ada dengan skala yang sudah ditentukan. Untuk waktu bisa dilihat dengan jam sesuai saat berangkat dan tiba di setiap belokan.
Untuk pembuatan peta pita, setiap pergantian arah perjalanan maka harus kita gambarkan, demikian seterusnya sampai daerah yang kita tuju. Gambar keterangan peta dapat dilihat pada gambar di bawah ini.


Peta Panorama                                   

Tujuan dari pembuatan peta panorama ini adalah untuk menggambarkan keadaan suatu daerah dengan range atau sudut pandang tertentu.
Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta panorama ini adalah :
1
Pensil Teknik 2B
2         
Penggaris panjang
3         
Kertas pita peta
4         
Kompas bidik
5         
Meja kerja

 Yang harus diperhatikan dalam pembuatan peta panorama ini adalah :
1. Arah Pandang atau Sudut Panda
Batas sudut pandang yang diberikan dalam pembuatan peta panorama dapat berupa satu sudut atau dua sudut sebagai arah untuk penggambaran panorama atau pemandangannya. Untuk dua sudut pandang tidak akan menjadi masalah yang berarti karena kita tinggal membidik sudut yang telah ditetapkan tersebut untuk batas penggambaran panorama. Untuk satu sudut pandang maka untuk menentukan batas sudut pandang yang akan kita gunakan untuk menggambar panorama kita harus menambahkan sudut tersebut dengan 30  untuk daerah kanan dan mengurangi sudut tersebut dengan 30  untuk daerah kiri. Kemudian baru menggambar peta panoramanya.
2. Penggambaran Batas Daerah
Setelah diketahui batas daerah yang akan digambar, maka langkah selanjutnya adalah membuat sket batas daerah satu dengan daerah lainnya, antara satu perbukitan dengan perbukitan atau perumahan dan lain sebagainya. Untuk penggambaran sket ini dibuat setipis mungkin karena hanya untuk pembatas dalam pembatas dalam penafsiran nanti.
3.  Pembuatan Arsiran
Untuk pembuatan arsiran ini merupakan tahapan penting dalam membuat peta panorama. Yang perlu diperhatikan adalah untuk daerah yang dekat dengan pandangan kita maka arsirannya dibuat berdekatan sekali, demikian seterusnya sampai pada daerah terjauh atau lapis paling atas dibuat renggang. Arsiran horisontal dipergunakan untuk daerah lautan, arsiran tegak atau vertikal untuk gunung, sedangkan untuk daerah yang landai (seperti perumahan, pepohonan) maka arsirannya dibuat agak miring (mendekati horisontal), untuk daerah yang agak curam (seperti perbukitan atau jurang terjal) maka arsiran dibuat miring mendekati tegak.
4. Pembuatan Arah Utara
Arah utara ini diperlukan untuk mengetahui posisi menggambar kita dan juga sekaligus sebagai koreksi apakah arah yang digambar itu sudah benar. Biasanya arah utara dibuat pada posisi pojok kiri atas dengan gambar anak panah dan arahnya disesuaikan dengan arah kompas

5.  Penulisan Sudut Batas dan Keterangan Batas
Untuk sudut pandang sebelah kiri dan kanan hendaknya dicantumkan sekaligus dengan keterangan gambar yang sesuai dengan keadaan kemudian jangan lupa untuk memberikan penomeran pada masing-masing daerah sehingga mempermudah untuk pemberian keterangan nantinya.
Untuk lebih jelasnya kita lihat contoh berikut ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar